News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Rusia Vs Ukraina

Lembaga Survei Sebut Tingkat Kepercayaan Warga Rusia ke Vladimir Putin Turun

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat tinggal kepada Presiden Azeri setelah pertemuan Presiden Rusia dengan para pemimpin Armenia dan Azerbaijan di kota resor Laut Hitam Sochi pada 31 Oktober 2022. - Lembaga survei di Rusia menyebut tingkat kepercayaan warga terhadap Presiden Vladimir Putin mengalami penurunan.

TRIBUNNEWS.COM - Pusat Penelitian Opini Publik Seluruh Rusia mengungkapkan, tingkat kepercayaan warga terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin mengalami penurunan.

Dalam sebuah survei yang dilakukan pada 24 hingga 30 Oktober 2022 dengan 1.600 responden, tingkat kepercayaan terhadap Putin turun 0,3 persen.

Saat ini, proporsi kepercayaan warga Rusia terhadap Putin mencapai 80,1 persen, dikutip dari TASS.

"Ketika ditanya tentang kepercayaan pada Putin, 80,1 persen responden menjawab positif (-0,3 persen selama seminggu), tingkat persetujuan pekerjaan presiden Rusia adalah 76,5 persen (-0,4 persen selama seminggu)," tulis laporan lembaga survei tersebut.

"Angka penilaian positif untuk Perdana Menteri dan pemerintah Rusia masing-masing mencapai 53,1 persen (+0,7 persen) dan 50,3 persen (-1,8 persen)," lanjut laporan tersebut.

Sementara untuk Perdana Menteri Rusia, Mikhail Mishustin mendapatkan kepercayaan warga mencapai 63,4 persen responden.

Baca juga: Rusia Selalu Menargetkan Jaringan Energi Ukraina, Zelensky: Terorisme Energi

Mereka yang disurvei juga mengungkapkan keyakinannya kepada para ketua berbagai fraksi di parlemen.

Pemimpin Partai Komunis Rusia (CPRF), Gennady Zyuganov dipercaya oleh 33 persen responden; Sergey Mironov, pemimpin A Just Russia - For Truth menerima 28,6 persen; pemimpin Demokrat Liberal Partai Rusia, Leonid Slutsky mendapat 15,8 persen; dan pemimpin The New People, Alexey Nechaev mendapat 8,4 persen.

Zelensky Sebut Adanya Tanda 'Kelemahan' di Pasukan Rusia

Foto selebaran ini diambil dan dirilis oleh layanan pers kepresidenan Ukraina pada 30 Agustus 2022, menunjukkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menghadiri pertemuan dengan kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Kyiv. (HANDOUT / UKRAINIAN PRESIDENTIAL PRESS SERVICE / AFP)

Dalam beberapa pekan terakhir, Rusia terus melakukan serangan rudal dan pesawat tak berawak skala besar di fasilitas listrik Ukraina.

Atas kejadian tersebut, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan, serangan ini menjadi tanda 'kelemahan' pasukan Rusia.

"Fakta bahwa Rusia menggunakan terorisme energi menunjukkan kelemahan musuh kita," katanya, dikutip dari BBC.

Baca juga: Harga Gandum Turun, Setelah Rusia Kembali ke Kesepakatan Ekspor dari Laut Hitam Ukraina

"Mereka tidak bisa mengalahkan Ukraina di medan perang, jadi mereka mencoba menghancurkan rakyat kita dengan cara ini," lanjutnya.

Kementerian pertahanan Rusia telah mengkonfirmasi bahwa pihaknya menargetkan infrastruktur energi Ukraina.

Tuduhan Zelensky muncul ketika muncul laporan yang menyatakan bahwa pasukan Rusia meninggalkan kota Kherson yang diduduki, menandakan mundurnya Rusia secara besar-besaran.

Seorang pejabat Rusia di wilayah Kherson, Kirill Stremousov, mengatakan kepada media Rusia bahwa Moskow "kemungkinan" akan menarik pasukannya dari daerah itu.

Dan menurut seorang pejabat Barat, yang berbicara dengan syarat anonim, sebagian besar komandan Rusia telah ditarik dari kota.

Baca juga: Gedung Putih Tuding Korea Utara Secara Diam-diam Pasok Peluru Artileri ke Rusia

Alih-alih mencoba untuk tetap menguasai kota, mereka mengatakan pasukan Rusia sedang membangun posisi pertahanan mereka di sisi lain Sungai Dnipro.

Sulit untuk mengetahui apa sebenarnya yang terjadi di dalam kota, tetapi pejabat itu mengatakan pasukan cadangan Rusia yang dimobilisasi telah dikirim ke kota untuk menutupi retret terakhir ketika itu terjadi.

Selain itu, koresponden urusan internasional BBC Paul Adams mengatakan bahwa bank dilaporkan telah dikosongkan dan museum telah dijarah.

Pihak berwenang yang menduduki juga telah mengevakuasi ribuan warga sipil dari daerah itu selama beberapa minggu.

Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin mengatakan pasukan Ukraina "mampu" merebut kembali kota selatan.

Baca juga: Sama Seperti Rusia, Twitter Beri Label Media Pemerintah Ukraina

Namun Ukraina mengatakan pihaknya masih berperang di daerah itu, dan tetap berhati-hati jika Rusia membuat jebakan bagi pasukan Ukraina.

Penaklukan Rusia atas Kherson - sebuah kota besar - pada bulan Maret dipandang sebagai salah satu pencapaian paling signifikan Moskow dalam perang tersebut.

Tetapi serangan balasan Ukraina di daerah itu, yang telah berlangsung selama lebih dari sebulan, berarti bahwa Rusia harus menilai kembali tujuan medan perangnya.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini