Sekitar 400 orang telah mengungsi.
Lebih dari 4 juta orang tinggal di wilayah barat laut Suriah yang dikuasai oposisi.
Mereka terlantar akibat perang di Suriah sejak 2011.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris, pemantau perang oposisi, melaporkan bahwa pasukan pemerintah yang didukung Rusia menembakkan sekitar 30 roket ke daerah yang dikuasai pemberontak.
Daerah-daerah itu meliputi kamp Maram dan kamp-kamp lain di barat laut Idlib, di mana sembilan orang tewas dan 77 lainnya terluka.
Seorang pria lain tewas dan beberapa terluka di pedesaan selatan Idlib saat memetik zaitun, lapor observatorium.
Adapun salah satu orang yang tewas dalam serangan hari Minggu adalah seorang pengungsi yang dideportasi oleh Turki dua bulan lalu.
Faksi pemberontak membalasnya dengan menembaki pos-pos tentara pemerintah dengan artileri dan rudal di daerah Saraqib, timur Idlib, dan dataran al-Ghab.
Angkatan Udara Suriah menyerang fasilitas pesawat tak berawak dan kamp pelatihan militan di barat laut Suriah sebagai tanggapan atas serangan sebelumnya oleh gerilyawan bersenjata, kantor berita milik negara Rusia, TASS, pada Minggu (6/11/2022).
Sementara itu, media pemerintah Suriah tidak melaporkan pertempuran apa pun.
Kementerian Pertahanan Rusia pada Jumat lalu mengaku memiliki informasi bahwa oposisi yang beroperasi di wilayah Idlib, sedang merencanakan serangan terhadap pangkalan udara utama Rusia di provinsi pesisir Latakia.
Serangan itu, menurut Rusia, akan dilakukan dengan drone bunuh diri.
Bulan lalu, jet Rusia menghantam daerah-daerah di bawah kendali Hayat Tahrir al Sham setelah pertempuran di antara pasukan pemberontak saingan di barat laut.
Baca juga: Amerika Serikat Dorong Ukraina untuk Buka Negosiasi Perdamaian dengan Rusia
Baca juga: Suriah Laporkan Serangan Udara Israel Terhadap Sasaran di Damaskus
Wilayah tersebut telah dilanda penembakan sporadis dari pos-pos tentara Suriah terhadap garis depan.