“Twitter mengalami penurunan pendapatan besar-besaran, karena kelompok aktivis menekan pengiklan, meskipun tidak ada yang berubah dengan moderasi konten dan kami melakukan segala yang kami bisa untuk menenangkan para aktivis,” katanya dalam sebuah tweet, seperti dilansir CNN.
“Sangat kacau! Mereka mencoba menghancurkan kebebasan berbicara di Amerika,” imbuhnya.
Pernyataan itu muncul ketika beberapa merek, termasuk General Mills dan Grup Volkswagen, menghentikan sementara iklan di jejaring sosial.
Baca juga: Elon Musk Perbarui Tagihan Twitter Pengguna Akun Centang Biru jadi 8 Dolar AS
Juga ketika organisasi masyarakat sipil meminta pengiklan Twitter untuk menghentikan semua pengeluaran secara global, mengutip ketidakpastian tentang arah perusahaan di bawah Musk.
“Kami telah menghentikan sementara iklan di Twitter,” Kelsey Roemhildt, juru bicara General Mills.
"Seperti biasa, kami akan terus memantau arah baru ini dan mengevaluasi pengeluaran pemasaran kami," kata juru bicara tersebut.
Dalam pernyataan terpisah, Grup Volkswagen, yang memiliki Audi, Porsche, dan Bentley, mengonfirmasi telah merekomendasikan mereknya untuk menghentikan aktivitas berbayar mereka di platform hingga pemberitahuan lebih lanjut.
The Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan pergerakan tersebut, juga mengatakan Pfizer dan Mondalez menghentikan sementara iklan di Twitter.
Perusahaan-perusahaan itu bergabung dengan General Motors, yang sebelumnya mengatakan akan menghentikan sementara pembayaran untuk iklan di Twitter sambil mengevaluasi "arah baru" platform.
Toyota, pesaing Tesla lainnya, sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa pihaknya sedang berdiskusi dengan pemangku kepentingan utama dan memantau situasi di Twitter.
(Tribunnews.com/Yurika)