Pasukan Ukraina di garis depan terdekat mengaku sedang mengantisipasi pertempuran sengit sebelum memaksa penjajah Rusia untuk meninggalkan kota.
Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia, "menyamar dengan pakaian sipil, menduduki rumah warga sipil dan memperkuat posisi di dalam untuk melakukan pertempuran jalanan."
"(Pasukan Rusia) terlibat dalam penjarahan dan pencurian dari penduduk dan dari situs infrastruktur dan mengambil peralatan, makanan, dan kendaraan ke Federasi Rusia," katanya dalam update pada Senin malam waktu setempat.
Pada Selasa (8/11/2022) ini, militer Kyiv melaporkan keberhasilan serangannya di fasilitas anti-pesawat Rusia, tempat pembuangan amunisi, dan penghancuran baju besi Rusia di distrik Beryslav di wilayah Kherson.
Dilaporkan bahwa sebanyak 32 personel militer Rusia tewas.
Sementara itu, pasukan Ukraina di sekitar desa Nova Kamyanka, yang baru direbut kembali, melaporkan ada empat serangan udara Rusia di sana.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky mengatakan pada Senin bahwa wilayah Donetsk di timur masih menjadi pusat konflik dan ratusan orang Rusia terbunuh setiap hari.
Kota Bakhmut dan Avdiivka mengalami pertempuran terberat di wilayah Donetsk.
Ukraina Tak Mau Diskusi dengan Putin
Penasihat senior Presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak menegaskan bahwa Ukraina tidak pernah menolak untuk bernegosiasi dengan Rusia.
Menurut Podolyak, Ukraina siap berbicara dengan pemimpin Rusia tapi bukan Vladimir Putin.
Komentar dari pejabat tinggi Ukraina ini menyusul laporan Washington Post pada Sabtu (5/11/2022) tentang para pejabat AS yang secara pribadi mendorong Kyiv agar terbuka untuk bernegosiasi dengan Moskow.
"Ukraina tidak pernah menolak untuk bernegosiasi. Posisi negosiasi kami diketahui dan terbuka," tulis Podolyak di Twitter, pada Senin (7/11/2022), lapor Reuters.
Namun ia menegaskan Rusia harus terlebih dahulu menarik pasukannya dari Ukraina.