"Apakah Putin siap? Jelas tidak. Oleh karena itu, kami konstruktif dalam penilaian kami: kami akan berbicara dengan pemimpin berikutnya (Rusia)," imbuhnya.
Baik Ukraina maupun AS mengatakan Rusia belum menunjukkan keseriusan dalam negosiasi.
Mereka merujuk pada mobilisasi militer Rusia baru-baru ini, perubahan rute ekonomi, hingga pencaplokan sejumlah wilayah Ukraina.
Sementara itu, muncul laporan baru bahwa AS dan NATO yakin pembicaraan damai akan terjadi jika Kyiv berhasil mengambil alih Kherson dengan memenangkan pertempuran melawan pasukan Rusia.
Perebutan kembali wilayah Ukraina selatan itu akan memiliki signifikansi strategis dan diplomatik, tulis La Repubblica pada Senin (7/11/2022), dilaporkan TASS.
Menurut surat kabar tersebut, Washington berhubungan dengan Brussel dan sekutunya mengenai masalah ini serta menanamkan ide ini ke dalam pikiran rezim Kyiv.
Artikel itu mencatat bahwa bukan kebetulan bahwa Washington dan NATO mengkonfirmasi pengiriman sejumlah rudal anti-drone ke Kyiv.
Poin utamanya adalah kembalinya Kherson, target strategis untuk mendapatkan akses laut dan kontrol atas sumber daya air, dapat mengubah arah konflik.
Baca juga: Ukraina Terima Pengiriman Pertama Sistem Pertahanan Udara NASAMS
Ketika kota tersebut diambil, akan memungkinkan untuk mengadakan negosiasi dari posisi tersebut.
Di sisi lain, Rusia sedang berusaha mendapatkan kembali kemenangan di Ukraina setelah serangkaian kemunduran di wilayah Kharkiv dan Kherson.
Sejauh ini, tampaknya Moskow berusaha melumpuhkan Ukraina dengan memutus pasokan listrik selama musim dingin.
Kemudian mengerahkan pasukannya yang baru dimobilisasi untuk mendapatkan dan merebut kembali wilayah di garis depan.
(Tribunnews/Ika Nur Cahyani)