TRIBUNNEWS.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Tayyip Erdogan membahas gagasan kerja sama gas melalui panggilan telepon, Jumat (18/11/2022).
Vladimir Putin pertama kali mengusulkan pembuatan pangkalan gas di Turki pada bulan Oktober 2022 lalu.
Pangkalan gas ini digunakan sebagai sarana untuk mengalihkan pasokan dari pipa Nord Stream yang rusak dan mengekspornya ke pasar Eropa.
Gagasan Putin ini didukung oleh Erdogan.
Kremlin mengatakan kedua belah pihak juga membahas perpanjangan yang disepakati dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam.
Baca juga: Penny Wong Sebut Presiden Rusia Vladimir Putin Sembunyikan Fakta Jatuhnya Pesawat MH17
Selain itu, Turki sepakat membantu perantara untuk memastikan jalur ekspor biji-bijian yang aman dari pelabuhan-pelabuhan Ukraina yang diblokade.
"Vladimir Putin dan Recep Tayyip Erdogan menekankan pentingnya implementasi yang komprehensif dan lengkap dari perjanjian 'paket' ini," kata Kremlin, Jumat (18/11/2022), dikutip dari TASS.
Rencana Lokasi Pangkalan Gas Turki
Erdogan sebelumnya mengatakan otoritas energi Rusia dan Turki akan bekerja sama untuk menentukan lokasi terbaik untuk pusat distribusi gas potensial.
Menurut mereka, wilayah Thrace Türkiye yang berbatasan dengan Yunani dan Bulgaria tampaknya menjadi tempat terbaik.
Turki adalah rumah bagi tujuh pipa gas alam internasional.
Salah satu cara gas Rusia mencapai Eropa adalah melalui pipa gas alam TurkStream ganda, dikutip dari Daily Sabah.
Dengan total kapasitas 31,5 miliar meter kubik (bcm), setiap lini memiliki kapasitas tahunan sebesar 15,75 bcm.
Uni Eropa, yang sebelumnya beralih ke Rusia untuk sekitar 40 persen dari kebutuhan gasnya, berusaha melepaskan diri dari energi Rusia setelah invasi Moskow ke Ukraina.
Baca juga: Para Pemimpin Dunia Tiba di Thailand untuk Hadiri KTT APEC, Biden dan Putin Absen
Perjanjian Koridor Butir Laut Hitam diperpanjang
Black Sea Grain atau Perjanjian Koridor Butir Laut Hitam adalah perjanjian antara Rusia dan Turki untuk bekerja sama dalam menyalurkan ekspor biji-bijian melalui wilayah blokade Ukraina.
Setelah pembicaraan empat arah yang diselenggarakan oleh Turki, Perjanjian Koridor Butir Laut Hitam diperpanjang selama 120 hari mulai 19 November, menurut cuitan akun Twitter Presiden Erdogan.
Kesepakatan awal, yang ditandatangani oleh Rusia dan Ukraina secara terpisah dengan Turki dan PBB pada akhir Juli 2022 tidak berjalan dengan baik, dikutip dari English News.
Baca juga: Kesepakatan Ekspor Biji-bijian Ukraina Diperpanjang hingga Empat Bulan, Erdogan Gembira
Awalnya, kesepakatan itu bertujuan memastikan ekspor biji-bijian dan pupuk dari Ukraina ke pasar global selama konfliknya dengan Rusia.
Selama pembicaraan telepon pada Jumat ini, Erdogan mengatakan perpanjangan krisis Rusia-Ukraina akan meningkatkan risiko di Turki.
Hal ini dapat menekankan pentingnya kebangkitan kembali negosiasi diplomatik.
Erdogan juga mengatakan pertemuan antara kepala intelijen Rusia dan Amerika yang diselenggarakan oleh Turki di ibu kotanya, Ankara, memainkan peran kunci.
Sehingga, diharapkan dalam mencegah eskalasi yang tidak terkendali di lapangan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Gas Rusia