TRIBUNNEWS.COM - Raja Malaysia Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah tengah menjadi sorotan karena ia menjadi sosok yang menentukan siapa perdana menteri berikutnya,
Idealnya, Perdana Menteri di Malaysia dipilih melalui sistem parlemen dengan suara mayoritas.
Namun, dalam pemilihan pada hari Sabtu (19/11/2022), tak ada satu pun partai atau koalisi yang menang mutlak, atau mendapatkan 112 kursi parlemen.
Raja Malaysia kemudian memberi waktu hingga Selasa bagi para pemimpin koalisi untuk berunding dengan koalisi lawan, untuk bergabung, dan kemudian membentuk pemerintahan.
Akan tetapi hingga batas waktu yang ditentukan, tidak ada kandidat yang berhasil menyatukan suara mayoritas.
Maka, sebagai langkah terakhir, raja lah yang akan menentukan siapa perdana menteri baru.
Baca juga: Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Gagal Raih Dukungan Partai Lain, Penentuan PM Malaysia Masih Berlanjut
Dilansir Reuters, berikut fakta-fakta Raja Malaysia dan perannya dalam pemilihan perdana menteri.
Profil Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah
Raja Al-Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah naik tahta pada tahun 2019 pada usia 59 tahun.
Ia menjadi raja ke-16 sejak Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada tahun 1957.
Malaysia memiliki monarki konstitusional unik di mana raja dipilih secara bergiliran dari keluarga kerajaan sembilan negara bagian.
Mereka masing-masing memerintah selama lima tahun.
Penguasa negara bagian Pahang di pesisir timur Malaysia, Raja Al-Sultan Abdullah meraih popularitas karena citranya yang membumi di awal pemerintahannya.
Ia pernah terlihat mengantri di restoran cepat saji dan membantu korban kecelakaan di sebuah jalan raya.