Raja menunjuk Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri pada Februari 2020 ketika perdana menteri saat itu, Mahathir Mohamad, mengundurkan diri karena pertikaian koalisi.
Al-Sultan Abdullah mengambil langkah dengan bertemu dengan 222 anggota parlemen negara itu setelah pengunduran diri Mahathir.
Pertemuan itu sebagai bentuk pertimbangan raja untuk menentukan siapa yang memiliki mayoritas untuk membentuk pemerintahan baru.
Tetapi kurang dari setahun kemudian, koalisi Muhyiddin sendiri bubar.
Raja meminta anggota parlemen untuk masing-masing menyerahkan surat berisi siapa yang mereka dukung sebagai PM.
Raja lalu memutuskan untuk menunjuk perdana menteri berikutnya, Ismail Sabri Yaakob, yang masih menjabat hingga pemilihan baru-baru ini.
Langkah Raja Selanjutnya
Pada hari Selasa (22/11/2022), Raja bertemu dengan Anwar Ibrahim dan Muhyiddin Yassin.
Muhyiddin berkata raja menyarankannya untuk bergabung dengan Anwar.
Tetapi Muhyiddin menolak.
Raja juga telah memanggil 30 anggota parlemen dari Barisan Nasional pada hari Rabu untuk menentukan siapa yang menjadi perdana menteri,
Koalisi Barisan Nasional memang menempati posisi ketiga dalam pemilihan umum, hanya dengan 30 suara.
Tetapi suara BN menjadi signifikan karena sama-sama dibutuhkan Anwar dan Muhyiddin untuk mencapai mayoritas.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)