"Seluruh pasar tenaga kerja AS secara historis tetap ketat, dengan pengusaha bersaing untuk tenaga kerja yang terbatas dan menawar upah meskipun prospek ekonomi tidak pasti," bunyi laporan PepsiCo, dikutip dari Business Insider.
PHK massal ini diperkirakan berkaitan dengan pengumuman PepsiCo pada Oktober 2022 lalu.
Pada Oktober 2022, Pepsi Co mengumumkan lonjakan penjualan dan keuntungan triwulanan yang ingin dirayakan dengan memotong biaya.
Tujuannya, menurut PepsiCo, untuk mengimbangi tekanan pada margin keuntungan dan untuk mengatasi kondisi ekonomi makro yang tampaknya memburuk, dikutip dari Tasting table.
Sesuai pengajuan pada Agustus 2022, PepsiCo melaporkan, memiliki total 299.297 karyawan tetap pada akhir tahun 2021.
Sementara, karyawan sementara sejumlah 11.103.
Sehingga jumlah total karyawan menuju tahun 2022 menjadi 310.400.
Tidak ditentukan secara pasti berapa banyak karyawan atau tim yang akan terpengaruh PHK massal ini, dikutip dari Entrepreneur.
Baca juga: Badai PHK Startup Indonesia Diklaim Bukan Lantaran Gaji Kegedean, Lalu Apa?
PepsiCo: Ini keputusan sulit demi perkembangan perusahaan
Dalam sebuah memo perusahaan yang diperoleh koresponden FOX Business Charlie Gasparino, pimpinan PepsiCo memberikan penjelasan terkait keputusan ini.
"Realitas yang tidak menguntungkan dari transformasi ini adalah melibatkan keputusan sulit yang akan berdampak pada karyawan kami," bunyi memo Kirk Tanner, CEO PepsiCo Beverages North America.
"Mengikuti pesan ini dan selama minggu ini, kami akan memberi tahu mereka yang terkena dampak perubahan organisasi ini," lanjutnya.
Ia mengakui, perubahan ini akan memperkuat perusahaan PepsiCo, namun merupakan keputusan yang sulit untuk disampaikan.
Kirk Tanner mengatakan perusahaan PepsiCo perlu mengambil tindakan ini untuk menyesuaikan diri sebagai organisasi dan terus berkembang sesuai keadaan.