Menteri Pertahanan Rusia, Sergei Shoigu, mengatakan pasukan Rusia yang melancarkan kampanye militer di Ukraina menghadapi pasukan gabungan dari Barat yang telah memasok senjata dan bantuan keuangan ke Kyiv.
"Di Ukraina, prajurit Rusia menentang kekuatan gabungan Barat," kata Shoigu dalam pertemuan Putin dengan petinggi militer Rusia, seperti diberitkan The Times of Israel.
Ia juga mengatakan Rusia berencana untuk menggunakan dua kota pelabuhan Ukraina di Laut Azov yang direbut pasukannya selama serangan itu.
“Pelabuhan di Berdyansk dan Mariupol berfungsi penuh. Kami berencana untuk mengerahkan pangkalan di sana untuk kapal pendukung, layanan penyelamatan darurat, dan unit perbaikan kapal angkatan laut,” kata Shoigu.
Sergei Shoigu juga mengusulkan penambahan personel di Ukraina menjadi 1,5 juta tentara.
“Perlu untuk meningkatkan jumlah pasukan bersenjata menjadi 1,5 juta prajurit, termasuk 695.000 tentara kontrak,” kata Shoigu kepada Putin.
Sebelumnya, Vladimir Putin telah menyetujui proposal tersebut pada rapat pertahanan.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina: Xi Jinping Ungkap Harapannya pada Pejabat Rusia agar Semua Pihak Menahan Diri
Situasi yang sulit di Ukraina
Sebelumnya, Vladimir Putin mengatakan situasi di empat wilayah Ukraina yang diklaim Rusia sebagai wilayahnya sedang menghadapi masa yang sangat sulit.
"Situasi di Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk, di wilayah Kherson dan Zaporizhzhia sangat sulit," katanya, Selasa (20/12/2022), seperti diberitakan The Japan Times.
Keputusan Putin untuk mengembangkan potensi militernya berhubungan dengan situasi yang sulit di Ukraina.
Putin juga sempat mengunjungi Presiden Belarusia, Alexander Lukashenko, untuk pembicaraan kemitraan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina