Meski dinilai kritikus sebagai provokatif yang tidak perlu, Charlie Hebdo mendapat dukungan dari para demonstran.
Bahkan di Prancis sendiri, majalah Charlie Hebdo menuai banyak kontrovesi.
Edisi terbaru majalah Charlie Hebdo menampilkan para pemenang kontes kartun baru-baru ini.
Kartun satir atau karikatur karya peserta tersebut bertema Khamenei, pemimpin tertinggi Iran sejak 1989.
Seorang finalis menggambarkan seorang ulama bersorban meraih jerat algojo saat dia tenggelam dalam darah.
Sementara yang lain menunjukkan Khamenei berpegangan pada singgasana raksasa di atas kepalan tangan pengunjuk rasa.
Peserta lainnya menggambarkan adegan yang lebih vulgar dan eksplisit secara seksual, seperti yang dipublikasikan Charlie Hebdo.
“Itu adalah cara untuk menunjukkan dukungan kami kepada pria dan wanita Iran yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mempertahankan kebebasan mereka melawan teokrasi yang telah menindas mereka sejak 1979,” tulis direktur Charlie Hebdo, Laurent Sourisseau, dalam sebuah editorial.
"Semua kartun yang diterbitkan memiliki jasa menentang otoritas yang seharusnya diklaim sebagai
pemimpin tertinggi, serta kelompok para pelayannya dan kaki tangan lainnya," tambahnya.
Baca juga: The Satanic Verses, Buku Kontroversial yang Membuat Salman Rushdie Jadi Target Pembunuhan Iran
Ayatollah Ali Khamenei
Ayatollah Ali Khamenei adalah penerus pemimpin revolusioner Ayatollah Ruhollah Khomeini, diangkat seumur hidup.
Selama kepemimpinannya, seluruh kritik terhadapnya dilarang di Iran, dikutip dari France24.
Pada tahun 1989, Ayatollah Ali Khamenei terkenal mengeluarkan dekrit agama, atau fatwa, yang memerintahkan umat Islam untuk membunuh penulis Inggris Salman Rushdie karena dianggap menghujat novel penulis The Satanic Verses.
Banyak aktivis menyalahkan Iran tahun lalu ketika Rushdie ditikam di sebuah acara di New York, tetapi Teheran membantah ada kaitan.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Ayatollah Ali Khamenei