Pada kesempatan itu, Fadli mendukung penuh bergabungnya Jaringan Parlemen Negara-Negara Non-Blok/ Non-Alignment Movement Parliamentary Networks (NAM-PN) sebagai Observer di APA Assembly.
Indonesia merupakan salahsatu inisiator terbentuknya gerakan negara-negara Non-Blok bersama Yugoslavia (sekarang pecah ke dalam beberapa negara) India, dan Mesir.
Pada level parlemen, DPR RI juga turut aktif dalam kegiatan parlemen negara-negara non-Blok yang saat ini dipimpin oleh Ketua Parlemen Azerbaijan.
Sebagai dukungan penuh terhadap Palestina, Delegasi DPR RI juga menyetujui bergabungnya the League of Parliamentarians for Al Quds, sebuah organisasi yang menghimpun para anggota parlemen dari seluruh dunia yang mendukung Palestina, untuk mendapatkan status Observer dari APA.
Selain itu, Delegasi DPR RI juga menyetujui inisiatif pembentukkan Komite Khusus Palestina di dalam keorganisasian APA.
Baca juga: Wakil Ketua BKSAP Sebut Hari Raya Nyepi Solusi Jawab Tantangan Perubahan Iklim
Sebagai informasi, Sidang APA yang diselenggarakan oleh Dewan Nasional Turkiye dan Sekretariat APA ini mencakup beberapa pertemuan pada level Standing Committee (SC) yaitu SC Political Affairs, Economic and Sustainable Development, Social and Cultural Affairs, dan Budgeting and Planning yang masing-masing dihadiri oleh Wakil Ketua BKSAP yaitu Mardani Ali Sera (F-PKS), Putu Supadma Rudana (F-Demokrat), dan Achmad Hafisz Tohir (F-PAN) serta dua orang anggota BKSAP yakni Himmatul Aliyah (F-Gerindra) dan Darul Siska (F-Golkar).
Sidang APA dibuka secara resmi oleh Presiden Dewan Nasional Turkiye yaitu Mustafa Sentop dan dihadiri oleh delegasi dari 26 negara Asia dan beberapa organisasi internasional.
Rencananya, Sidang APA ke-13 ini akan ditutup dengan penandatanganan Deklarasi Antalya sebagai sikap bersama para anggota parlemen Asia.