Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, ANKARA - Jumlah korban tewas gabungan di Turki dan Suriah akibat gempa dahsyat berkekuatan 7,8 skala richter yang terjadi pada Senin lalu, telah meningkat menjadi 19.823 orang.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa 16.546 orang telah meninggal, setelah catatan sebelumnya pada sore hari menunjukkan angka kematian mencapai 16.170.
Dikutip dari laman The Guardian, Kamis (9/2/2023), sementara itu media pemerintah di Suriah mengatakan jumlah korban tewas di wilayah yang dikuasai pemerintah meningkat menjadi 1.347, angka ini naik dari 1.262 orang.
Sebelumnya, kelompok pertahanan sipil White Helmets mengatakan 1.930 orang dilaporkan tewas di daerah yang dikuasai pemberontak di barat laut negara itu.
Para ahli mengatakan jumlah korban tewas dan terluka diperkirakan akan terus meningkat tajam dalam beberapa hari mendatang.
Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memprediksi jumlah korban akhir bisa meningkat hingga 20.000.
Gempa bumi ini berpusat di tenggara Turki, tepatnya di provinsi Kahramanmaras pada Senin pagi, pukul 04.17 waktu setempat.
Perlu diketahui, Turki dan Suriah merupakan negara tetangga, sedangkan pusat gempa yakni di Kahramanmaras berada di perbatasan kedua negara.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun telah melakukan komunikasi dengan Gubernur Kahramanmaras dan menyampaikan duka cita kepada masyarakat terdampak.
Tim SAR juga telah dikerahkan dari seluruh penjuru Turki.
Baca juga: Cerita di Balik Foto Seorang Ayah Genggam Erat Tangan Putrinya yang Tewas karena Gempa Dahsyat Turki
Sementara itu Menteri Dalam Negeri Turki Suleyman Soylu menegaskan bahwa prioritas saat ini adalah penyelamatan korban yang terjebak di reruntuhan dan bantuan darurat bagi masyarakat terdampak.