TRIBUNNEWS.COM - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr memanggil Duta Besar China pada Selasa (14/2/2023), terkait tindakan China yang menyorotkan laser ke kapal Filipina.
Ferdinand Marcos Jr menyatakan keprihatinan serius atas tindakan China di Laut China Selatan.
Kementerian Luar Negeri Filipina meminta China untuk menghentikan aktivitas agresif kapalnya.
Penjaga pantai Filipina mengatakan pada Senin (13/2/2023), sebuah kapal penjaga pantai China telah mengarahkan laser tingkat militer ke sebuah kapal.
Ia menuduh China sengaja mengganggu misi kapal tersebut untuk mengirim pasukan di jalur air yang disengketakan pada Senin (6/2/2023).
Laser China itu membutakan sementara awak kapal Filipina di jembatan, dikutip dari Reuters.
Baca juga: Masyarakat Dunia Diminta Desak China Hentikan Segala Bentuk Tindak Kekerasan Terhadap Warga Tibet
Insiden itu telah memicu ketegangan diplomatik antara Filipina dan China atas klaim ekspansif Filipina di Laut China Selatan, yang dibatalkan oleh pengadilan internasional di Den Haag pada tahun 2016.
Marcos menyampaikan keprihatinannya atas peningkatan frekuensi dan intensitas tindakan China terhadap penjaga pantai dan nelayan Filipina.
Termasuk penggunaan laser kelas militer terhadap salah satu kapal Manila.
"Tindakan agresi China ini mengganggu dan mengecewakan," kata Juru Bicara Luar Negeri Teresita Daza dalam pernyataan, dikutip dari The Guardian.
Ia mengumumkan pengajuan protes diplomatik, di antara ratusan yang diajukan Manila terhadap China.
China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan.
Perairan tersebut telah menjadi salah satu dari banyak titik nyala dalam hubungan yang sulit antara China dan beberapa negara Asia Tenggara termasuk Filipina.
Baca juga: Perwakilan Amerika Serikat dan China akan Gelar Pertemuan Perdana Terkait Balon Mata-mata
Laut China Selatan merupakan laut yang kaya akan minyak, gas, dan ikan.