News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perwakilan Amerika Serikat dan China akan Gelar Pertemuan Perdana Terkait Balon Mata-mata

Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gambar yang disediakan oleh Angkatan Laut AS ini menunjukkan para pelaut yang ditugaskan ke Grup Pembuangan Persenjataan Peledak 2 memulihkan balon pengintai ketinggian tinggi di lepas pantai Pantai Myrtle, Carolina Selatan, di samudra Atlantik pada 5 Februari 2023. - Presiden AS Joe Biden pada Februari Pada 6 Agustus 2023 membela keputusan untuk menunggu sampai balon China melintasi Amerika Serikat sebelum menembak jatuh, dan Gedung Putih mengatakan intelijen yang berharga telah diambil dari perangkat tersebut. (Photo by Petty Officer 1st Class Tyler Thompson / US NAVY / AFP)

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tengah mempertimbangkan rencana tatap muka dengan Wang Yi diplomat China di sela-sela konferensi Keamanan Munich yang akan digelar di Jerman akhir pekan ini.

Rencana ini diungkap setelah konflik geopolitik antara AS dan China kian memanas, akibat aksi penembakan balon udara yang disinyalir sebagai alat mata-mata oleh angkatan udara AS di kawasan laut lepas pantai AS tepatnya di dekat di Samudra Atlantik.

AS menuding balon itu sengaja digunakan China untuk mengawasi situs-situs strategis di daratan Amerika Serikat.

Baca juga: AS Temukan Ratusan Antena yang Diduga untuk Curi Data di Balon Mata-Mata China

Hal tersebut yang akhirnya mendorong Biden memberi lampu hijau bagi kementerian pertahanan Amerika menjatuhkan balon itu dengan aman di atas perairan teritorial AS.

Ketika China ditanya bagaimana negaranya menanggapi dugaan penyusupan balon-balon itu, juru bicara kementerian luar negeri China Wang Wenbin dengan tegas membantah tuduhan AS dengan menyebut bahwa balon udara tersebut merupakan balon penelitian cuaca bukan mata-mata.

Webin mengungkap sebelum insiden memanas, Amerika telah lebih dulu menerbangkan balon-balon ke wilayah udara China lebih dari 10 kali, terhitung sejak Januari 2022.

"Sejak tahun lalu, balon ketinggian tinggi AS telah melakukan lebih dari 10 kali penerbangan ilegal ke wilayah udara China tanpa persetujuan dari departemen terkait China," ujar Wenbin menanggapi tudingan Washington, Senin (13/2/2023).

Pernyataan tersebut dilontarkan Webin usai angkatan udara AS menembak jatuh balon China yang dicurigai telah melakukan aksi spionase di wilayah udara AS pada 4 Februari lalu.

Atas insiden tersebut kini hubungan geopolitik antara AS dan China semakin memanas, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan bahkan harus membatalkan kunjungan kerja ke China yang dijadwalkan pada pekan lalu.

Setelah pemerintah Gedung Putih bersumpah untuk menghentikan komunikasi tingkat tinggi di masa depan dengan China. Mencegah ketegangan semakin berlanjut, Blinken berinisiatif untuk menggelar pertemuan dengan pemerintah China apabila mereka menghendaki.

Kedutaan Besar China di Washington tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Namun,mengutip orang-orang yang mengetahui masalah tersebut, pertemuan antara Blinken dengan Menteri luar negeri China nantinya akan digelar usai keduanya menghadiri rapat di Konferensi Keamanan Munich, yang berlangsung pada 17 hingga 19 Februari 2023.

"Saya tahu ada laporan tentang kemungkinan pertemuan di Munich, seperti yang telah dikatakan Sekretaris Blinken secara konsisten dia terbuka untuk berdialog jika itu adalah kepentingan untuk bersama” jelas sumber kepercayaan Reuters.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini