News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Populer Internasional: Mantan Satpam Jadi Mata-mata Rusia - Serangan ISIS Tewaskan 53 Warga Suriah

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Dwi Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rangkuman berita populer internasional, di antaranya seorang mantan satpam Kedutaan Inggris di Jerman jadi mata-mata Rusia.

TRIBUNNEWS.COM - Rangkuman berita populer Tribunnews di kanal Internasional dapat disimak di sini.

Seorang mantan satpam di Kedutaan Inggris di Jerman dihukum 13 tahun penjara karena menjadi mata-mata China.

Sementara di Suriah, 53 orang tewas akibat serangan ISIS.

Soal perang Rusia-Ukraina yang hampir menginjak 1 tahun, AS menyebut 30.000 tentara bayaran Wagner jadi korban perang.

Selengkapnya, berikut berita populer internasional dalam 24 jam terakhir.

1. Jadi Mata-mata Rusia, Mantan Satpam Kedutaan Inggris di Jerman Dihukum 13 Tahun Penjara

Baca juga: Rusia Luncurkan 4 Rudal Kalibr ke Ukraina dari Laut Hitam, Sebagian Ditembak Jatuh, 2 Warga Terluka

Seorang mantan satpam di Kedutaan Besar Inggris di Berlin, Jerman, David Ballantyne Smith (58), dijatuhi hukuman lebih dari 13 tahun penjara pada Jumat (17/2/2023).

David Ballantyne Smith dipenjara atas tuduhan menjadi mata-mata Rusia dan dapat menjalani hukuman di Inggris atau Jerman.

David Ballantyne Smith mengaku menyerahkan materi sensitif ke Kedutaan Besar Rusia di Berlin.

Ia kemudian ditangkap dalam operasi tangkap tangan pada tahun 2021.

Hakim di Pengadilan Justice Wall, London, menghukumnya 13 tahun dan dua bulan penjara.

Potret David Ballantyne Smith (58), mantan satpam di Kedutaan Inggris di Jerman yang menjadi mata-mata Rusia. Ia dijatuhi hukuman penjara selama 13 tahun 2 bulan oleh Pengadilan Justice Wall di London pada Jumat (17/2/2023). (Twitter/AdelinaSfishta)

"Anda dibayar oleh Rusia untuk pengkhianatan Anda," kata hakim, dikutip dari The Moscow Times.

Hakim menambahkan, motifnya adalah untuk merusak kepentingan Inggris.

Sehari sebelumnya, hakim menolak klaim Smith yang mengatakan dia telah memberikan informasi ke Rusia hanya dua kali untuk mempermalukan Inggris.

"Smith dimotivasi oleh antipatinya terhadap Inggris dan bermaksud merusak kepentingan negara ini dengan bertindak seperti yang dia lakukan," kata hakim.

BACA SELENGKAPNYA >>>

2. Menjelang 1 Tahun Invasi Rusia ke Ukraina, Berikut Rangkuman Peristiwa Sejak Februari 2022

Seorang prajurit Ukraina dari Layanan Penjaga Perbatasan Negara bekerja di Bakhmut pada 9 Februari 2023, di tengah invasi Rusia ke Ukraina. (YASUYOSHI CHIBA / AFP)

Peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina yang jatuh pada 24 Februari mendatang kini telah memasuki hari ke-360.

Presiden Rusia Vladimir Putin ataupun Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sampai saat ini pun tak kunjung memiliki itikad untuk memenuhi kesepakatan damai.

Justru keduanya semakin gencar menembakan rudal dan peluru di garis depan wilayah perbatasan Ukraina, meski sejumlah negara telah mengecam aksi invasi tersebut.

Tak tanggung-tanggung guna memenangkan pertempuran sesuai ambisi Putin, Rusia bahkan turut merekrut tentara bayaran yang dinamai grup Wagner untuk melibas pasukan Ukraina di medan perang.

Selain memicu kerugian material pada pemerintah Ukraina hingga tembus mencapai Rp2,1 Kuadriliun, invasi yang dilakukan Rusia juga telah menyebabkan ketidakstabilan ekonomi bagi seluruh dunia.

Berikut rangkuman momen penting selama satu tahun invasi Rusia ke Ukraina, seperti yang dikutip dari Associated Press.

Februari 2022

Invasi yang dinamai sebagai operasi militer pertama kali dilancarkan Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022 dengan menyerang kawasan Ukraina bagian utara, timur dan selatan.

Operasi ini dilakukan Putin setelah Ukraina secara terang – terangan mengungkap rencana untuk bergabung dengan pakta pertahanan militer NATO, sayangnya tindakan yang dilakukan Ukraina dianggap sebagai ancaman bagi Rusia. Alasan ini yang kemudian mendorong Putin untuk melakukan demiliterisasi dan denazifikasi untuk melindungi etnis Rusia.

BACA SELENGKAPNYA >>>

3. 53 Warga Suriah Tewas dalam Serangan ISIS di Provinsi Homs saat Cari Truffle Gurun

FILE - Petempur ISIS di Suriah menyerang kendaraan yang digunakan para pejuang Kurdi pro-AS di Suriah utara. Setelah dikalahkan pada 2017, sel-sel ISIS masih aktif dan menjalankan aktivitasnya, terutama di Kamp Al Hawl, Suriah utara. (Southfront.org)

Sejumlah 53 orang Suriah tewas dalam serangan di barat daya kota Al-Sokhna, Provinsi Homs, gurun tengah Suriah pada Jumat (17/2/2023).

Direktur Rumah Sakit Palmyra, Walid Audi mengatakan, jenazah para korban yang dibawa ke rumah sakit itu mengalami luka tembak di kepala.

Walid Audi juga mengatakan, korban tewas adalah 46 warga sipil dan tujuh tentara.

Saat penyerangan, para korban sedang mengumpulkan truffle gurun, jamur hypogeous yang dapat dimakan.

“Lima puluh tiga warga yang berburu truffle tewas dalam serangan teroris ISIS di barat daya kota Al-Sokhna di gurun timur Homs," lapor televisi pemerintah, SANA, dikutip dari Al Jazeera.

Pemerintah Suriah mengatakan, ISIL atau ISIS adalah dalang dari serangan itu.

Direktur Rumah Sakit Palmyra, Walid Audi, mengatakan jenazah mereka dibawa ke rumah sakit setelah penyerangan.

Lima orang yang terluka dipindahkan ke rumah sakit lain.

Seorang korban yang selamat mengatakan kepada SANA, anggota ISIS telah membakar mobil mereka.

Tidak ada klaim tanggung jawab segera atas serangan itu, dikutip dari NDTV.

BACA SELENGKAPNYA >>>

4. AS Sebut 30 Ribu Tentara Bayaran Wagner Jadi Korban Perang Rusia Vs Ukraina

Pengunjung mengenakan kamuflase militer berdiri di pintu masuk 'PMC Wagner Centre', terkait dengan pendiri kelompok militer swasta (PMC) Wagner Yevgeny Prigozhin, selama pembukaan resmi blok kantor pada Hari Persatuan Nasional, di Saint Petersburg, pada 4 November 2022. (Olga MALTSEVA / AFP)

Amerika Serikat (AS) mengklaim tentara bayaran Wagner Rusia telah mengorbankan lebih dari 30.000 orang.

Dari jumlah itu, kurang lebih 9.000 pasukan tewas sejak awal invasi Rusia ke Ukraina.

"Kami memperkirakan 90 persen pasukan Wagner yang terbunuh di Ukraina sejak Desember 2022 adalah narapidana," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, Jumat (17/2/2023).

Setengah dari total kematian tentara Wagner telah terjadi sejak pertengahan Desember 2022, saat pertempuran meningkat di kota Bakhmut, Ukraina.

Kirby mengatakan, Wagner Rusia telah memperoleh keuntungan tambahan di dalam dan sekitar Bakhmut selama beberapa hari terakhir.

Namun, kemajuan itu membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk dicapai dan datang dengan biaya yang sangat besar, dikutip dari Al Jazeera.

“Mungkin saja mereka akan berhasil di Bakhmut tetapi itu tidak akan terbukti berharga bagi mereka karena tidak memiliki nilai strategis yang nyata,” kata John Kirby.

Ia menambahkan, pasukan Ukraina akan mempertahankan garis pertahanan yang kuat di seluruh wilayah Donbas.

BACA SELENGKAPNYA >>>

(Tribunnews.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini