Namun, tingkat kematian yang tinggi, kurangnya perawatan dan vaksin yang tersedia, serta pelajaran dari Ebola pada tahun 2014 harus mendorong pendekatan yang sangat hati-hati.
Bagaimana cara mencegah penyebarannya?
Baca juga: Waspada Penyebaran Virus Marburg, Simak Cara Pencegahannya Menurut WHO
Sementara para peneliti akan menguji coba vaksin Marburg yang saat ini sedang dikembangkan, tindakan non-farmasi adalah harapan terbaik untuk mengendalikan epidemi dengan cepat.
Hal-hal yang bisa dilakukan yakni dengan pengawasan yang sangat baik dan deteksi kasus, menemukan dan mengisolasi orang sakit, melacak kontak mereka, dan mengkarantina kontak untuk mencegah penularan.
Infrastruktur dan perencanaan bisa diperbesar, termasuk mengelola tempat untuk isolasi dan karantina.
Selama epidemi Ebola di Nigeria, respons yang cepat dan efektif dilakukan dengan penggunaan gedung yang terbengkalai untuk mengisolasi dan merawat pasien.
Pentingnya mengidentifikasi dan mengisolasi kasus, terlihat di Afrika Barat pada tahun 2014, di mana kurangnya tempat tidur rumah sakit mengakibatkan orang meninggal di jalanan dan penyebaran yang semakin parah.
Satu studi menemukan jika 70 persen atau lebih orang yang terinfeksi diisolasi di ranjang rumah sakit, epidemi dapat dikendalikan tanpa obat atau vaksin apa pun.
Penggunaan alat pelindung diri juga penting, terutama bagi petugas kesehatan yang berisiko tinggi terkena infeksi filovirus.
Disinfeksi dan pembuangan limbah biologis yang aman juga penting.
Pemakaman, di mana memandikan jenazah adalah praktik budaya, juga berpotensi menyebarkan infeksi.
Selama epidemi Ebola pada tahun 2014, sekelompok orang yang mencoba meningkatkan kesadaran tentang Ebola dibunuh oleh penduduk setempat yang takut akan epidemi tersebut dan tidak mempercayai orang asing.
Pelajaran ini harus diperhatikan jika epidemi Marburg berkembang.
Marburg dan Ebola dapat bertahan di dalam tubuh setelah pemulihan, di organ dan cairan tubuh.
Ini berarti wabah yang berasal dari manusia, bukan dari hewan, mungkin terjadi.
Jika epidemi saat ini terus menyebar dan tidak terkontrol dengan baik, Organisasi Kesehatan Dunia dapat mendeklarasikan “Darurat Kesehatan Masyarakat untuk Kepedulian Internasional”, seperti yang terjadi pada epidemi Ebola pada tahun 2019 di Republik Demokratik Kongo.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)