TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gempa berkekuatan magnitudo 7,8 yang terjadi di Turki pada 6 Februari 2023 telah meninggalkan duka yang mendalam bagi banyak warga negara dunia termasuk Indonesia.
Hal itu karena dahsyatnya dampak yang diakibatkan mulai dari rusaknya ratusan ribu bangunan hingga puluhan ribu jiwa meninggal.
YBM PLN sebagai salah satu Lembaga Amil Zakat berbasis BUMN juga turut berempati dan peduli atas kejadian tersebut.
Baca juga: Bantuan RI Tiba, Pemerintah Pastikan Logistik dan Kebutuhan Para Korban Gempa Terus Disalurkan
Hal itu diwujudkan dengan mengirimkan bantuan yang bersinergi bersama Pemerintah melalui BNPB.
Bantuan dalam bentuk seperangkat pakaian hangat sebanyak 50 kontainer box dengan berat 1 Ton diserahkan oleh Mirza, Ketua III YBM PLN kepada Ibnu Asur, Direktur Optimasi Jaringan Logistik dan Peralatan BNPB pada Jumat (24/2/2023).
Di tempat terpisah, Iskandar selaku Ketua Umum YBM PLN juga menyampaikan, YBM PLN sebagai salah satu perwakilan dari lembaga zakat di Indonesia juga ikut peduli terhadap musibah gempa yang terjadi di Turki.
Meski itu terjadi di luar negeri, kami harus tetap terpanggil dan peduli karena ini adalah soal solidaritas kemanusiaan.
"Dengan mengemban amanah para Muzaki, kami menyalurkan bantuan ini seraya berharap dapat meringankan beban dan derita saudara-saudara kita di Turki serta menjadi berkah bagi para Muzaki YBM PLN," kata Iskandar.
Baca juga: Turki Siapkan Kompleks Rumah Kontainer untuk Korban Gempa, Qatar Sumbang 10.000 Unit Eks Piala Dunia
Korban Gempa Turki Mencapai 46.000 orang
Gempa dahsyat mengguncang Turki dan Suriah pada Senin (6/2/2023) lalu.
Pada Minggu (19/2/2023), korban tewas yang dilaporkan kedua negara mencapai 46.442 orang.
Dikutip dari Al Jazeera, korban tewas di Turki mencapai 40.642 orang.
Sementara negara tetangga Ankara, Suriah telah melaporkan lebih dari 5.800 kematian.
Angka tersebut, tidak berubah selama beberapa hari.
Ketika Turki berupaya mengelola bencana terburuk yang melanda negaranya, kekhawatiran tumbuh atas para korban tragedi di Suriah.
Program Pangan Dunia (WFP) menekankan agar pihak berwenang berhenti memblokir akses ke daerah-daerah untuk menyalurkan bantuan.
Kepala WFP, David Beasley, mengatakan badan itu kehabisan pasokan dan meminta lebih banyak penyeberangan perbatasan dari Turki dibuka.
"Masalah yang kami hadapi (adalah) operasi lintas garis ke Suriah, di mana otoritas Suriah barat laut tidak memberi kami akses yang kami butuhkan," kata Beasley di sela-sela KTT Munich.