Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni menyatakan "kesedihan yang mendalam" atas kematian tersebut. Meloni menyalahkan pedagang manusia dan dia berjanji untuk menutup jalur keberangkatan laut migran untuk mencegah insiden seperti itu terulang.
Meloni menuduh badan amal mendorong para migran untuk melakukan perjalanan laut yang berbahaya ke Italia. Badan amal menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan para migran memutuskan tetap berangkat terlepas apakah ada kapal penyelamat atau tidak.
"Menghentikan, memblokir, dan menghalangi pekerjaan LSM (organisasi non-pemerintah) hanya akan memiliki satu efek: kematian orang-orang rentan yang dibiarkan tanpa bantuan," cuit badan penyelamat migran Spanyol Open Arms sebagai reaksi atas kapal karam di Italia.
Baca juga: Imigran yang Tewas di Dalam Truk Trailer di Texas Jadi 51 Orang, 16 Orang Masih Berjuang Hidup
Dalam pernyataan terpisah, Menteri Dalam Negeri Italia Matteo Piantedosi mengatakan penting untuk menghentikan penyeberangan laut yang menurutnya menawarkan para migran "fatamorgana ilusi kehidupan yang lebih baik" di Eropa, memperkaya pedagang manusia dan menyebabkan tragedi semacam itu terjadi kembali.
Italia adalah salah satu titik pendaratan utama bagi para migran yang mencoba memasuki Eropa melalui laut, dengan banyak yang ingin melakukan perjalanan ke negara-negara Eropa utara yang lebih kaya.
Sementara rute Mediterania tengah dikenal sebagai salah satu jalur yang paling berbahaya di dunia.
Proyek PBB "Missing Migrants Project" telah mencatat lebih dari 17.000 kematian dan orang hilang di Mediterania tengah sejak 2014. Lebih dari 220 telah meninggal atau hilang pada tahun ini, menurut perkiraan.