2. Klaim Baru Ledakan Nord Stream Propaganda Sistematis Media Barat
Juru bicara Kremlin atau pemerintah Rusia, Dmitry Peskov menyataan berita baru tentang pelaku peledakan Nord Stream adalah propaganda sistematis barat.
Propaganda itu dijalankan secara serentak oleh media arus utama barat, dimulai dari The New York Times, dilanjut media di Inggris dan Jerman.
"Jelas, penulis ingin mengalihkan perhatian. Ini jelas merupakan penyebaran disinformasi yang terkoordinasi di media," kata Peskov, Rabu (8/3/2023), mengomentari laporan sejumlah media barat.
Laporan media New York Times menentang hasil penelusuran khusus jurnalis kawakan AS, Seymour Hersh.
Hersh menyatakan peledakan itu diperintahkan Presiden AS Joe Biden.
Operasinya dijalankan tim khusus di bawah koordinasi Jake Sullivan, Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih.
Secara teknis peledakan dijalankan tim penyelam dalam Angkatan Laut AS, bersamaan latihan tempur NATO Baltic Ops 2022.
Awal bulan ini, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov berjanji Rusia tidak akan membiarkan penyelidikan atas sabotase pipa Nord Stream diabaikan.
Menurut laporan New York Times mengutip sumber intelijen, pelaku serangan orang atau kelompok pro-Ukraina. Tidak ada nama orang atau kelompok yang disebut.
3. Kekurangan Amunisi, Tentara Rusia Dilaporkan Berperang Menggunakan Sekop
Kementerian pertahanan Inggris menyebut, kekurangan amunisi memaksa beberapa tentara Rusia untuk bertempur menggunakan sekop.
Dilaporkan NBC News, pasukan Rusia terus maju melalui pertempuran jarak dekat di sekitar kota Bakhmut di Ukraina timur meskipun kekurangan amunisi menghambat kemajuan mereka, kata analis militer Barat akhir pekan lalu.