TRIBUNNEWS.COM - Korea Utara (Korut) melakukan uji coba dengan menembakkan dua rudal jelajah strategis yang diluncurkan dari kapal selam "8.24 Yongung" pada Minggu (12/3/2023) di Laut Jepang, juga dikenal di Korea sebagai Laut Timur, KCNA melaporkan.
Itu merupakan kapal yang sama digunakan untuk menguji rudal balistik kapal selam pertama Korea Utara pada tahun 2016, CNN sebelumnya melaporkan.
Uji coba tersebut, berlangsung tepat saat Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan (Korsel) akan memulai latihan militer bersama pada Senin (13/3/2023).
"Latihan Freedom Shield selama 11 hari akan mengintegrasikan unsur-unsur 'latihan langsung' dengan simulasi konstruktif,” kata Pasukan AS Korea (USFK) dalam pernyataan sebelumnya.
Pyongyang telah mengeluarkan banyak peringatan terhadap latihan yang dijadwalkan.
"Korut mengawasi setiap gerakan musuh dan mengambil tindakan balasan yang sesuai dan sangat kuat dan luar biasa terhadap setiap gerakan yang memusuhi kita,” kata Kim Yo Jong, saudara perempuan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un bulan lalu.
Baca juga: AS-Korsel Mulai Latihan Perang, Korea Utara Luncurkan Rudal Jelajah dari Kapal Selam
Senjata kemampuan nuklir
Dikutip dari Guardian, rudal jelajah strategis biasanya digunakan untuk menggambarkan senjata yang memiliki kemampuan nuklir.
KCNA mengatakan, peluncuran tersebut mengonfirmasi tingkat keandalan sistem dan menguji operasi ofensif di bawah laut dari unit kapal selam yang merupakan bagian dari penangkal nuklir Korut.
Dikutip dari Japan Times, dua rudal jelajah strategis “tepat mengenai” target yang telah ditetapkan di Laut Jepang setelah menempuh jarak 1.500 kilometer di sepanjang jalur penerbangan berbentuk angka delapan selama lebih dari dua jam.
Penembakan rudal jelajah dari kapal selam diyakini sebagai yang pertama bagi negara itu.
Aktivitas tersebut, menambah dimensi lain pada kemampuannya untuk mengirimkan bom nuklir ke Korea Selatan dan Jepang.
Tidak seperti senjata balistik, rudal jelajah tidak dilarang di bawah sanksi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terhadap Pyongyang.
Baca juga: Korea Utara Luncurkan Rudal Balistik Jarak Pendek Jelang Latihan Gabungan AS-Korsel
Militer Korea Selatan siaga tinggi
Dilansir Reuters, Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan militer dalam keadaan siaga tinggi.
Badan Intelijen Seoul bekerja sama dengan mitranya dari AS untuk menganalisis secara spesifik peluncuran tersebut.
Leif-Eric Easley, seorang profesor di Universitas Ewha di Seoul, mengatakan bahwa rudal jelajah Korea Utara yang diluncurkan dari kapal selam merupakan ancaman Amerika Serikat.
"Sekutunya harus menanggapinya dengan serius, tetapi Pyongyang bisa saja melebih-lebihkan kemampuannya," ungkapnya.
Baca juga: Korea Utara Peringatkan AS soal Menembak Jatuh Rudal Uji Coba: Deklarasi Perang!
Tidak ada informasi memasuki Jepang
Kepala Sekretaris Kabinet Jepang, Hirokazu Matsuno, mengatakan tidak ada informasi bahwa rudal tersebut terbang menuju perairan Jepang atau menyebabkan kerusakan.
“Jika pengumuman Korea Utara bahwa rudal itu memiliki jangkauan lebih dari 1.500 kilometer itu benar, itu akan menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas kawasan – kami khawatir,” kata Matsuno.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)