Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Lemhannas RI sekaligus Penasihat Senior Lab 45 Andi Widjajanto menduga perang Rusia dan Ukraina akan berlangsung lama.
Berdasarkan lini masa Lemhannas yang dipaparkannya, tampak bahwa kapabilitas yang dimiliki oleh Rusia pada dasarnya belum mencapai titik optimumnya.
Baca juga: Angkatan Laut China, Rusia dan Iran Gelar Latihan Militer Gabungan di Teluk Oman
Berikut ini lini masa yang dipaparkannya dalam Webinar bertajuk Setahun Perang Rusia-Ukraina: Pembelajaran bagi Operasi Udara dan Laut TNI di kanal Youtube LAB 45 dikutip Kamis (16/3/2023).
Aktivitas Militer Rusia
24 Februari 2022: Serangan Ke Kota Kiev
5 Maret 2022: Serangan Ke Kota Mariupol
8 April 2022: Pengepungan Timur Ukraina
15 Mei 2022: Serangan Ke Provinsi Luhansk
10 Agustus 2022: Serangan ke Kota Bakhmut
Aktivitas Militer Ukraina
10 Agustus 2022: Pertempuran Pertahanan Kota Bakhmut
13 September 2022: Serangan Balasan Kherson
23 September 2022: Serangan Balasan Kharkov
Baca juga: Zelensky Sebut Masa Depan Ukraina Bergantung pada Medan Perang di Bakhmut
Janji Bantuan Keuangan untuk Ukraina
Februari 2022: 5,11 M Eur
Maret 2022: 14,89 M Euro
April 2022: 15,4 M Euro
Mei 2022: 22,27 M Euro
Juni 2022: 5,01 M Euro
Juli 2022: 2,37 M Euro
Agustus 2022: 0,82 M Euro
September 2022: 12,58 M Euro
Oktober 2022: 2,96 M Euro
November 2022: 20,47 M Euro
Desember 2022: 39,84 M Euro
Logistik Militer Untuk Ukraina
27 Mei 2022: Permintaan HMARS
Baca juga: Update Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-384 Invasi: ICC Buka 2 Kasus Kejahatan Perang Rusia
16 Juni 2022: Permintaan NASAMS
18 Juni 2022: Permintaan HMARS
Juni 2022 Permintaan Tank
November 2022: Penerimaan NASAMS
Februari 2023: Janji Pengiriman Tank
Logistik Militer Untuk Rusia
9-20 Agustus 2022: Penerimaan drone Mohajer dan Shahed.
Menurutnya, salah satu yang harus diperhatikan dalam lini masa tersebut adalah terkait dengan bantuan-bantuan militer dari Amerika Serikat dan negara-negara Eropa Barat kepada Ukraina.
Bantuan-bantuan militer tersebut di antaranya baik yang berbentuk pengiriman alutsista-alutsista terkini atau dalam komitmen memberikan pendanaan kepada Ukraina.
Hal tersebut, kata dia, membuat Ukraina mampu berperang dengan tidak mengandalkan sumber daya nasionalnya tapi mengandalkan dukungan-dukungan negara-negara terutama Amerika Serikat dan Eropa Barat.
"Dan hal ini yang akan membuat perang berlangsung lama. Karena kemungkinan tidak ada patah sumber daya terutama dari sisi Ukraina," kata Andi dikutip Kamis (16/3/2023).
"Dan dari Rusia juga kita melihat bahwa walaupun ada embargo-embargo ekonomi yang dilakukan oleh Rusia tapi Rusia mampu menjalin hubungan-hubungan ekonomi dengan negara-negara tertentu terutama dua negara utama yaitu China dan India," sambung dia.