TRIBUNNEWS.COM - Korban tewas akibat gempa kuat yang melanda Turki selatan bulan lalu telah meningkat menjadi 49.589, kata Wakil Presiden Fuat Oktay pada Sabtu (18/3/2023).
Berbicara pada konferensi pers, Oktay mengatakan bahwa 6.807 warga negara asing juga termasuk di antara yang tewas.
Oktay menambahkan, Kepresidenan Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) mengirimkan 31 miliar lira ($1,6 miliar) ke provinsi-provinsi yang terkena dampak gempa bumi.
Lalu, 22,3 miliar lira ($1,1 miliar) telah dikirim oleh lembaga dan organisasi publik.
Pada 6 Februari kemarin, gempa berkekuatan 7,7 dan 7,6 melanda 11 provinsi — Adana, Adiyaman, Diyarbakir, Elazig, Hatay, Gaziantep, Kahramanmaras, Kilis, Malatya, Osmaniye, dan Sanliurfa.
Baca juga: Suga BTS Rayakan Ulang Tahun ke-30, Donasikan 100 Juta Won untuk Korban Gempa Turki dan Suriah
Lebih dari 13,5 juta orang di Turki terkena dampak gempa dahsyat tersebut, serta banyak lainnya di Suriah utara.
Dikutip TASS, total kerusakan akibat bencana tersebut, menurut laporan yang dikeluarkan oleh Departemen Keuangan Turki pada hari Jumat, melebihi $105 miliar.
Kerugian material dapat mencapai 9 persen dari perkiraan GNP 2023 negara itu.
Rekontruksi gempa Turki
Lebih jauh, Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP) memperkirakan kerusakan yang disebabkan gempa bumi besar pada bulan lalu di Turki dapat menelan biaya sebesar 100 miliar dolar AS.
Perkiraan tersebut datang sebelum konferensi donor di Brussel, Belgia, untuk mengumpulkan uang bagi korban gempa yang selamat dan rekonstruksi, yang akan diadakan pada 16 Maret 2023.
Baca juga: Sisi Dermawan Cristiano Ronaldo, Bantuan Seisi Pesawat Dikirim untuk Korban Gempa Turki-Suriah
“Jelas dari perhitungan yang dilakukan hingga saat ini bahwa angka kerusakan yang disajikan oleh pemerintah dan didukung oleh mitra internasional akan melebihi $100 miliar,” kata seorang pejabat UNDP, Louisa Vinton, yang dikutip dari Al Jazeera.
Bank Dunia sebelumnya memperkirakan kerusakan infrastruktur di Turki mencapai 34,2 miliar dolar AS, tetapi biaya pemulihan dan rekonstruksi akan jauh lebih tinggi dan kerugian produk domestik bruto Turki terkait dengan gangguan ekonomi yang disebabkan oleh gempa juga akan menambah biaya.
Vinton mengatakan pemerintah Turki dengan dukungan dari UNDP, Bank Dunia dan Uni Eropa telah memperhitungkan kerusakan yang jauh lebih tinggi.
Setelah perkiraan ini selesai, angka tersebut akan menjadi dasar untuk konferensi donor pemulihan dan rekonstruksi, katanya.
"Biaya pemulihan, termasuk membangun infrastruktur yang lebih baik dan ramah lingkungan, jelas akan melebihi jumlah itu,” katanya.
Vinton menggambarkan pemandangan di Provinsi Hatay yang paling parah di Turki sebagai "apokaliptik", dengan mengatakan ratusan ribu rumah telah hancur.
Baca juga: 22 Orang Suriah Tewas Akibat Kolera yang Mewabah pasca Gempa Turki dan Suriah
“Kebutuhannya banyak, tapi sumber dayanya langka,” katanya.
Sekitar dua juta orang yang selamat telah ditempatkan di akomodasi sementara atau dievakuasi dari wilayah yang dilanda gempa, menurut laporan pemerintah Turki.
Turki dilanda banjir
Sejumlah 14 orang meninggal dunia akibat banjir di Provinsi Sanliurfa dan Provinsi Adiyaman, Turki, pada Rabu (15/3/2023).
12 orang dari korban jiwa itu meninggal dunia di Provinsi Sanliurfa, termasuk lima warga Suriah.
Tiga jasad warga Suriah itu ditemukan di dalam apartemen bawah tanah yang terendam banjir.
Dua jasad lainnya ditemukan di dalam van yang terjebak di underpass.
Sementara itu, dua orang tenggelam di Provinsi Adiyaman setelah sebuah rumah tersapu gelombang air, dikutip dari AP News.
Baca juga: Polisi Turki Semprotkan Merica untuk Bubarkan Unjuk Rasa Peringati Hari Perempuan Internasional
Banjir bandang itu mengubah jalan di Provinsi Adiyaman dan Sanliurfa menjadi sungai, menghanyutkan mobil, menggenangi rumah dan tempat perkemahan yang basah kuyup untuk melindungi korban gempa.
(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)