TRIBUNNEWS.COM - Seorang pengusaha Rusia yang dituduh menyelundupkan teknologi militer Amerika ke produsen senjata Rusia diduga menerima bantuan dari dinas keamanan rahasia Rusia untuk melarikan diri dari tahanan rumah di Italia, lapor surat kabar Italia La Repubblica, mengutip sumber tanpa nama.
Artyom Uss (40) merupakan putra dari gubernur wilayah Krasnoyarsk di Siberia.
Dikutip The Moscow Times, Uss melepas gelang elektroniknya dan melakukan perjalanan dengan mobil yang dikemudikan seseorang tak dikenal di kompleks Cascina Vione, pedesaan sekitar Milan.
Ia kemudian menggunakan paspor palsu dan pesawat pribadi untuk keluar dari negara itu.
La Repubblica mengatakan bahwa putra gubernur mungkin telah dibantu dalam pelariannya oleh seluruh "jaringan kaki tangan" yang terhubung dengan dinas rahasia Rusia.
Baca juga: Pria Rusia yang Dihukum Penjara karena Putrinya Lukis Gambar Anti-perang Kabur dari Tahanan Rumah
Pihak berwenang yang menyelidiki kasus ini percaya bahwa dinas rahasia Rusia mungkin telah memberi Uss perlindungan agar tidak segera ditemukan setelah kepergiannya.
Diketahui, 10 hari sebelum pelarian Uss, istrinya, yang tinggal bersamanya di Italia, melakukan perjalanan ke Moskow.
Ketika polisi Italia tiba di apartemennya untuk memeriksa apakah dia ada di rumah, mereka menemukan pintu tertutup dan TV menyala.
Penyelidik tidak mengesampingkan keterlibatan intelijen Rusia dalam pelarian Uss.
Keberadaan pengusaha tersebut hingga kini belum diketahui.
Baca juga: Update Perang Rusia vs Ukraina Hari ke-399 Invasi: Moskow Tembak Jatuh Bom Pintar Berpemandu GLSDB
Ditahan Oktober 2022
Dikutip Guardian, pihak berwenang Italia mengatakan Artem Uss, yang ditahan di bandara Malpensa Milan dengan surat perintah penangkapan internasional Oktober lalu
Outlet berita Italia Cagliaripad berspekulasi bahwa Uss mungkin bersembunyi di pulau Sardinia, tempat ia memiliki properti.
Jaksa Italia pada Senin (27/3/20230) bertemu dengan para diplomat AS di Milan untuk membahas kemungkinan penyelidikan bersama atas pelarian pengusaha Rusia itu.