Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, TAIPEI - Pesawat tempur dan kapal angkatan laut China masih berada di perairan sekitar Taiwan, meskipun latihan perang selama tiga hari telah berakhir.
China memulai latihan militer pada Sabtu (8/4/2023), setelah Presiden Taiwan Tsai Ing-wen kembali ke Taipei usai bertemu dengan Ketua DPR AS Kevin McCarthy di Los Angeles.
Dikutip dari Reuters, sebelumnya China telah memperingatkan AS untuk tidak mengizinkan Tsai mengunjungi atau bertemu dengan McCarthy. China sendiri tidak pernah meninggalkan penggunaan kekuatan untuk membawa pulau yang diperintah secara demokratis itu di bawah kendali Beijing.
Baca juga: Soal Komentar Presiden Emmanuel Macron, China Harap Semua Negara Tolak Bantu Kemerdekaan Taiwan
Meskipun China mengatakan latihan tersebut telah berakhir pada Senin (10/4/2023) malam, kementerian pertahanan Taiwan mengatakan mereka melihat sembilan kapal China dan 26 pesawat, termasuk pesawat tempur J-16 dan Su-30, melakukan patroli kesiapan tempur di sekitar pulau itu pada Selasa (11/4/2023) pagi.
Angkatan udara, angkatan laut, dan awak rudal yang berbasis di pantai Taiwan memantau dan merespons dengan cermat, tambah kementerian itu.
Pemerintah Taiwan telah berulang kali mengecam latihan militer tersebut, tetapi Taipei mengatakan tidak akan meningkatkan atau memprovokasi suasana menjadi lebih panas.
Dalam postingan di akun Facebook-nya yang diunggah pada Senin malam, Tsai mengatakan bahwa sebagai presiden, "Saya mewakili negara saya kepada dunia", dan bahwa kunjungannya ke luar negeri, termasuk singgah di Amerika Serikat, bukanlah hal yang baru dan merupakan hal yang diharapkan oleh rakyat Taiwan.
"Namun, China menggunakan hal ini untuk meluncurkan latihan militer, menyebabkan ketidakstabilan di Taiwan dan wilayah tersebut. Ini bukanlah sikap yang bertanggung jawab untuk sebuah negara besar di kawasan ini," katanya.
China melakukan simulasi serangan presisi dan blokade terhadap Taiwan selama latihan, dengan mengirimkan puluhan jet tempur dan pesawat pengebom.
Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan sekitar 91 pesawat militer China terbang dalam misi di sekitar pulau tersebut pada Senin.
Kantor Berita Pusat Taiwan mengatakan jumlah itu adalah sebuah rekor, meskipun kementerian pertahanan mengatakan bahwa mereka tidak dapat memverifikasi apakah itu benar.
Kementerian tersebut menerbitkan sebuah peta yang menunjukkan pesawat-pesawat China melintasi garis median Selat Taiwan, yang biasanya berfungsi sebagai pembatas tidak resmi, pada Senin.
Peta tersebut juga menunjukkan 15 pesawat J-15 yang berbasis di kapal induk, yang kemungkinan besar terbang dari kapal induk Shandong milik China, terbang di sebelah timur Taiwan.