TRIBUNNEWS.COM - Dokumen intelijen Amerika Serikat yang bocor menunjukkan betapa pesimisnya Washington terhadap Ukraina.
Dalam dokumen rahasia tersebut menyebut, AS pesimis tentang keadaan perang di Ukraina, dengan menyoroti kelemahan dalam persenjataan dan pertahanan udaranya.
Dokumen itu juga memprediksi kebuntuan dalam perang selama berbulan-bulan mendatang.
Selain itu, dokumen-dokumen tersebut merinci banyak kekurangan militer yang dirasakan Ukraina saat Kyiv bersiap untuk serangan balasan musim semi melawan Rusia.
Beberapa dokumen rahasia memperingatkan bahwa pertahanan udara jarak menengah Ukraina untuk melindungi pasukan garis depan akan "dikurangi sepenuhnya pada 23 Mei".
Hal ini menunjukkan bahwa Rusia dapat segera memiliki keunggulan udara dan Ukraina dapat kehilangan kemampuan untuk mengumpulkan pasukan darat dalam serangan balasan.
Baca juga: Pentagon Terus Selidiki Kasus Kebocoran Dokumen Intelijen Militer AS, Sekutu Mulai Tersinggung
"Kampanye pengikisan Rusia di wilayah Donbas kemungkinan besar menuju jalan buntu, menggagalkan tujuan Moskow untuk merebut seluruh wilayah pada tahun 2023," kata salah satu dokumen rahasia, dikutip dari CNN.
Pejabat yang mengetahui situasi tersebut mengatakan, dokumen itu tampaknya merupakan bagian dari dek pengarahan intelijen harian yang disiapkan untuk para pemimpin senior Pentagon.
Bocornya dokumen, banyak di antaranya ditandai sangat rahasia, merupakan pelanggaran keamanan nasional yang besar.
Departemen Kehakiman AS telah meluncurkan penyelidikan kriminal terhadap siapa yang mungkin telah membocorkannya.
Sementara Pentagon sedang menyelidiki bagaimana kebocoran tersebut berdampak pada keamanan nasional AS.
Baca juga: Dokumen Rahasia AS Bocor: Rusia Hampir Tembak Jatuh Pesawat Inggris, NATO Nyaris Terseret Perang
Selain penilaian perang Ukraina, dokumen tersebut mencakup intelijen yang dikumpulkan dari sekutu dan musuh.
Pensiunan militer yang sekaligus seorang analis nasional dan militer CNN, Letnan Jenderal Mark Hertling mengatakan, tantangan yang dihadapi Ukraina dengan rencana serangan balasannya telah diumbar selama berminggu-minggu.
Termasuk kebutuhan untuk mengintegrasikan peralatan baru dan pasukan baru, serta memastikan bahwa rantai pasokan yang memadai tersedia.