Pada hari yang sama, militer Sudan mengatakan RSF telah memobilisasi pasukannya di Ibu Kota Khartoum dan kota-kota lain.
Pihak militer Sudan menilai hal ini merupakan pelanggaran hukum yang jelas.
Bentrokan terjadi di berbagai wilayah Sudan pada Sabtu (15/4/2023), terutama di Ibu Kota Khartoum.
Pertempuran antara militer Sudan dan RSF dimulai dengan serangan RSF di situs-situs utama pemerintah.
Pada Senin (17/4/2023), setidaknya 185 orang meninggal dunia akibat bentrokan itu.
Baca juga: Utusan PBB: 185 Orang Tewas dan 1.800 Lainnya Terluka dalam Perang Saudara di Sudan
Upaya Demokrasi yang Gagal
Setelah Omar al Bashir lengser karena kudeta tahun 2019, Sudan hendak kembali ke demokrasi.
Upaya demokrasi ini dilakukan oleh dua Jenderal yaitu al-Burhan dan Dagalo, selaku ketua dan wakil dewan penguasa.
Keduanya menyetujui perjanjian kerangka kerja dengan partai politik dan kelompok pro-demokrasi.
Terdapat poin-poin penting yang tidak jelas, yang disengketakan.
Poin itu termasuk bagaimana RSF akan diintegrasikan ke dalam militer Sudan dan siapa yang memegang kendali akhir, seperti disebutkan The Guardian.
Penandatanganan kesepakatan itu berulang kali ditunda, di tengah meningkatnya ketegangan hubungan Jenderal al-Burhan dan Hemedti.
Hingga bentrokan meletus antara militer Sudan dan RSF, rencana kembalinya demokrasi di Sudan, masih belum tercapai.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Perang Saudara di Sudan