TRIBUNNEWS.COM - Sekelompok siswa sekolah dasar di Kota Shiraz, di provinsi barat daya Fars, Iran menyumbangkan uang tabungan mereka untuk membebaskan ibu teman sekelasnya yang dipenjara karena utang.
Dilansir presstv.ir, cerita bermula ketika pengelola SD Mi'ad Imam Reza mengetahui bahwa seorang ibu, yang merupakan satu-satunya tulang punggung keluarganya, dipenjara akibat pinjaman yang tak terbayar.
Ibu tersebut tidak dapat membayar utangnya setelah bisnisnya bangkrut.
Ia kemudian dijebloskan ke penjara sementara anak-anaknya diserahkan ke panti asuhan.
Tergerak oleh situasi yang sulit, para siswa dan juga pejabat setempat memutuskan untuk meluncurkan kampanye untuk membebaskan ibu tersebut.
Siswa diberi puluhan kotak uang tanah liat sebelum liburan Nowruz untuk menyimpan hadiah uang tunai Tahun Baru, yang biasanya diterima anak-anak selama perayaan, dengan tujuan yang baik.
Baca juga: Gencatan Senjata Disetujui, Pertempuran di Sudan Mereda di Hari Pertama Idul Fitri
Pada hari Jumat (21/4/2023), para siswa membawa kotak mereka ke sekolah dan memecahkannya dalam sebuah acara yang juga dihadiri oleh pejabat provinsi.
Uang yang terkumpul di akhir acara rupanya melebihi utang ibu tersebut dan bahkan dapat membebaskan satu ibu lagi yang dipenjara, menurut penyelenggara.
Berbicara saat acara, seorang pejabat pengadilan Provinsi Fars menyatakan penyesalan atas pemenjaraan para ibu yang terkadang harus membesarkan anak-anak mereka di dalam penjara.
Ali Momen Hosseinpur memuji kampanye para siswa tersebut.
“Saat ini ada ibu-ibu yang dipenjara selama 10 tahun karena utang dan anak-anaknya menghadapi berbagai masalah dan kesengsaraan,” ujarnya.
'Tugas agama'
Baca juga: Suasana Lebaran di Inggris: Sholat Idul Fitri di Taman Small Heath Dibatalkan karena Hujan Lebat
Tindakan amal tersebut dilakukan ketika umat Islam baru saja menyelesaikan puasa bulan Ramadhan, dan mulai merayakan Idul Fitri.
Alireza Shadbash, seorang pejabat Departemen Pendidikan provinsi, juga berpidato pada acara tersebut.
Ia mengatakan bahwa membantu orang lain adalah salah satu "tugas Islam dan kemanusiaan" dari semua anggota masyarakat.
Ia juga berharap agar kampanye itu terus berkembang dan membawa kembali kedamaian bagi lebih banyak keluarga.
Sementara itu, kepala sekolah berjanji bahwa kampanye mereka tidak akan berhenti sampai di sini.
Menurut Mehdi Torki, sekolah dan siswa sedang mengincar untuk membebaskan empat ibu lagi hingga akhir tahun kalender Iran saat ini, yang berakhir pada 19 Maret 2023.
Salah satu siswa membacakan pernyataan atas nama semua donatur yang berhati besar.
Pernyataan tersebut menyebut bahwa tindakan amal seperti itu menunjukkan bahwa mereka dapat melakukan hal-hal besar meskipun tampaknya kecil.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)