Laporan Wartawan Tribunnews, Larasati Dyah Utami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak Organisasi Kerja sama Islam (OKI) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membantu menghentikan Perang Saudara di Sudan.
Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas menilai perang tersebut berpotensi berlangsung lama dan berlarut-larut seperti perang saudara di Suriah.
"MUI menghimbau OKI dan PBB agar secepatnya bisa menghentikan perang saudara ini agar sudan kembali bersatu dan rakyatnya bisa kembali hidup dengan aman, tentram, damai, sejahtera dan bahagia," ujar Anwar Abbas dalam keterangannya, Senin (24/3/2023).
Perang saudara yang terjadi di Sudan itu merupakan perang antara pemimpin angkatan bersenjata Sudan, Jenderal Abdel Fattah Burhan melawan Jenderal Mohammed Hamdan Dagalo, pemimpin kelompok paramiliter yang tumbuh dari milisi Janjaweed.
Pemimpin dari kedua belah pihak sekarang sedang berusaha untuk menjadi pemimpin dan penentu bagi masa depan Sudan.
Anwar mengatakan kasus perang saudara ini dirasa akan berlarut-larut, sebab masing-masing sama-sama memiliki puluhan ribu pejuang, pendukung asing, kekayaan mineral, dan sumber daya lain yang dapat dipergunakan untuk menghancurkan lawannya.
Baca juga: Sejumlah Negara Susun Rencana Evakuasi Warga Sipil dari Sudan, Mulai Spanyol, Swiss hingga Indonesia
"Usaha untuk bisa mencarikan titik temu bagi mempersatukan mereka jelas tidak mudah karena masing-masing pihak tentu sudah berkesimpulan jika mereka kalah atau mengalah maka tentu tidak mustahil mereka akan dihabisi oleh pihak yang menang," kata Anwar.
Diperkirakan akibat ambisi pemimpin dari kedua belah pihak negara Sudan yang selama ini dikenal bersatu akan hancur dan berimbas kepada rakyatnya.
Oleh sebab itu peran OKI dan PBB dinilai penting untuk secepatnya bisa menghentikan perang saudara ini.