Presiden Zelensky membantah dengan mengatakan Ukraina tidak siap menyerahkan tanah apa pun untuk perdamaian.
“Setiap orang bebas pendapat, (tapi) mereka tidak dapat menekan Ukraina untuk menyerahkan wilayah. Mengapa negara mana pun di dunia harus memberikan (Vladimir) Putin wilayahnya?” katanya, dikutip dari The Guardian.
Dia juga menolak klaim Rusia, operasi Ukraina melakukan serangan drone di Kremlin minggu lalu.
Dia menggambarkan insiden itu sebagai hal yang sangat dibuat-buat.
Presiden Zelensky mengatakan 'skenario' drone itu gagal meyakinkan publik Rusia dan propaganda mereka sendiri.
Baca juga: Intelijen Inggris: Ribuan Tentara yang Tampil di Pawai Hari Kemenangan Rusia Bukan Tentara Sungguhan
AS Puji Sekutu Barat soal Dukungan ke Ukraina
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken memuji upaya Washington dan sekutunya untuk mempersiapkan Ukraina untuk aksi militer, menggambarkan mereka sebagai sangat produktif.
"Ukraina telah menerima senjata, pemeliharaan, pelatihan pasukan, dan rencana yang tepat,” kata Antony Blinken kepada wartawan.
“Di semua dimensi itu, mereka memiliki apa yang mereka butuhkan untuk terus sukses dalam merebut kembali wilayah,” lanjutnya, dikutip dari RT.
Inggris dilaporkan telah memberi Ukraina kemampuan militer baru dengan mengirimkan rudal jelajah Storm Shadow yang diluncurkan dari udara.
Senjata itu memiliki jangkauan hingga 300 km (200 mil), lebih jauh dari senjata Barat yang sebelumnya dikirim ke Ukraina.
Ukraina telah lama meminta senjata yang lebih canggih, mengklaim senjata itu diperlukan untuk mendapatkan keuntungan atas Rusia.
Pemerintah Ukraina juga telah mendesak pendukung Barat untuk menyediakan jet tempur F-16 untuk mengisi kembali armada pesawat tempur buatan Soviet yang semakin menipis, tapi sejauh ini keinginannya belum dikabulkan.
Rusia menganggap permusuhan di Ukraina sebagai bagian dari perang proksi Barat yang lebih luas, dan berpendapat aliran senjata yang terus berlanjut ke Ukraina hanya akan memperpanjang perang dan meningkatkan risiko eskalasi.
Rusia telah mendeklarasikan demiliterisasi Ukraina sebagai salah satu tujuan utama dalam kampanyenya, dengan alasan kehadiran NATO di negara itu menimbulkan ancaman kritis terhadap keamanan nasional Rusia.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina