Rusia menganggap bantuan dari Barat ke Ukraina sebagai bagian dari perang proksi yang lebih luas yang dilakukan oleh Washington dan sekutunya melawan Rusia.
Menurut Kremlin, pasokan senjata Barat hanya memperpanjang konflik dan menelan korban lebih banyak nyawa orang Ukraina, tapi tidak akan mengubah kebijakan Rusia, yang mengharuskan penanganan ancaman ekspansi NATO ke Ukraina.
Baca juga: Dua Kolonel Rusia Jadi Tumbal Serangan Sporadis Ukraina, 200 Pasukan Zelensky Disebut Gugur
Presiden Zelensky memulai turnya untuk menemui para pemimpin Eropa.
Ia bertemu dengan kanselir Jerman, di mana negara itu memberikan tambahan 2,7 miliar euro, setara dengan 2,9 miliar dolar, bantuan militer ke Ukraina, dikutip dari Wall Street Journal.
Jerman sejauh ini telah memberikan lebih dari 17 miliar Euro bantuan bilateral untuk menangkal invasi Rusia, selain pembiayaan melalui organisasi multilateral seperti Uni Eropa.
Jerman juga melatih pasukan Ukraina dan menampung salah satu komunitas pengungsi Ukraina terbesar.
Presiden Zelensky memulai kunjungannya ke Italia pada Sabtu (13/5/2023) untuk bertemu dengan pejabat Italia dan Paus Fransiskus dari Vatikan.
Ia meminta doa dari Paus untuk kemenangan Ukraina.
Kemudian, Zelensky mengunjungi Jerman pada Minggu (14/5/2023).
Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier, menyambutnya di Istana Kepresidenan Bellevue di Berlin.
Pada hari yang sama, Presiden Zelensky melanjutkan kunjungannya ke Prancis untuk bertemu Presiden Emmanuel Macron.
Kunjungan Presiden Zelensky ke berbagai negara Eropa ini untuk meminta dukungan dari mereka saat Ukraina akan meluncurkan serangan balasan ke Rusia.
"Paris. Dengan setiap kunjungan, kemampuan pertahanan dan ofensif Ukraina berkembang," cuit Zelensky saat dia tiba pada Minggu (14/5/2023) malam di pangkalan udara Villacoublay di barat daya Paris.
"Hubungan dengan Eropa semakin kuat, dan tekanan terhadap Rusia semakin meningkat," lanjutnya, dikutip dari The Moscow Times.
Dalam berbagai kunjunganna, Presiden Zelensky juga membahas bantuan militer untuk Ukraina.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Rusia VS Ukraina