TRIBUNNEWS.COM - Perang Rusia-Ukraina memasuki hari ke-448, Rabu (17/5/2023).
Ukraina mengatakan pihaknya berhasil menetralkan senjata hipersonik Rusia, sementara enam pemimpin Afrika melakukan perjalanan ke Rusia dan Ukraina.
Mengutip The Guardian, berikut rangkuman peristiwa yang terjadi seputar situasi perang Rusia dan Ukraina.
- Senjata hipersonik Kremlin yang paling kuat berhasil dijatuhkan oleh Ukraina.
Ukraina menyebut pasukannya menembak jatuh semua 6 rudal Kinzhal yang diluncurkan ke Kyiv selama serangan malam hari yang "sangat intens".
Ini adalah pertama kalinya Ukraina mengklaim telah menghalau seluruh tembakan rudal Kinzhal.
Baca juga: Ukraina Klaim Berhasil Jatuhkan Semua 6 Rudal Hipersonik yang Ditembakkan Rusia
Jika dikonfirmasi, maka kesuksesan itu menunjukkan keefektifan pertahanan udara yang dipasok Barat untuk Kyiv.
- Serangan terhadap Kyiv pada hari Selasa adalah salah satu serangan terbesar sejak invasi tahun 2022 dan bersamaan dengan perjalanan tiga hari Presiden Volodymyr Zelensky ke Eropa.
Selama kunjungannya di London, Berlin, Paris, dan Roma, presiden Zelensky dijanjikan lebih banyak bantuan militer, termasuk drone serang jarak jauh dari Inggris.
- Para pemimpin Eropa yang bersidang di Islandia selama dua hari berjanji untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas perangnya melawan Ukraina.
Mereka meluncurkan mekanisme untuk menghitung kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan oleh pasukan Moskow.
- Perdana Menteri Inggris dan Belanda, Rishi Sunak dan Mark Rutte, sepakat untuk membangun “koalisi internasional” untuk membantu pengadaan jet tempur F-16 untuk Ukraina, pemerintah Inggris mengumumkan.
Baca juga: Jerman Akui Standar Ganda Barat terhadap Rusia Soal Invasi Moskow di Ukraina
- Majelis di wilayah Moldova yang pro-Rusia mendukung pemilihan pemimpin lokal yang bermaksud meningkatkan hubungan dengan Moskow, yang memicu bentrokan dengan pemerintah nasional pro-Eropa.
- Pasukan Ukraina telah merebut kembali sekitar 20 km persegi wilayah dari pasukan Rusia di sekitar kota timur Bakhmut dalam beberapa hari terakhir, kata wakil menteri pertahanan Ukraina Hanna Maliar.