News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Iran Gali Terowongan Bawah Tanah untuk Situs Nuklir, Jauh dari Jangkauan AS

Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden terpilih Iran Ebrahim Raisi tersenyum saat menyapa perwakilan media selama konferensi pers pertamanya di ibukota republik Islam Teheran, pada 21 Juni 2021. - Iran diduga membangun terowongan bawah tanah di area situs Nuklir Natanz yang berada di Pegunungan Zagros, Iran tengah.

Saat ini, Iran memproduksi uranium mendekati tingkat senjata setelah runtuhnya kesepakatan nuklirnya dengan kekuatan dunia.

Instalasi terowongan bawah tanah itu mempersulit upaya Barat untuk menghentikan Iran dari kemungkinan pengembangan bom atom karena diplomasi atas program nuklirnya tetap terhenti.

"Penyelesaian fasilitas semacam itu akan menjadi skenario mimpi buruk yang berisiko memicu spiral eskalasi baru,” kata Kelsey Davenport, direktur kebijakan nonproliferasi di Asosiasi Pengendalian Senjata yang berbasis di Washington.

“Mengingat seberapa dekat Iran dengan bom, ia hanya memiliki sedikit ruang untuk meningkatkan programnya tanpa melanggar garis merah AS dan Israel. Jadi pada titik ini, eskalasi lebih lanjut meningkatkan risiko konflik,” lanjutnya.

Konstruksi Iran di situs nuklir Natanz dilakukan lima tahun setelah Presiden AS Donald Trump yang menjabat saat itu, secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir dengan Iran, dikutip dari Al Jazeera.

Perjanjian itu membatasi pengayaan uranium Iran hingga kemurnian 3,67 persen.

Persentase itu cukup kuat hanya untuk menggerakkan pembangkit listrik sipil, dan menjaga persediaannya hanya sekitar 300 kilogram (660 pon).

Gambar satelit dari Maxar Technologies pada 8 Januari 2020 menunjukkan gambaran umum fasilitas nuklir Natanz Iran, di selatan ibukota Teheran. Kantor berita IRNA melaporkan, sebuah ledakan keras terdengar pada Sabtu (4/12/2021) di langit kota Badroud di Iran, hanya 20 kilometer (12 mil) dari fasilitas pengayaan uranium Natanz. (Citra satelit © 2021 Maxar Technologies / AFP)

Sejak berakhirnya perjanjian nuklir, Iran mengatakan sedang memperkaya uranium hingga 60 persen.

Di sisi lain, inspektur baru-baru ini menemukan Iran telah menghasilkan partikel uranium yang 83,7 persen murni.

Persentase itu hampir mencapai ambang 90 persen uranium untuk tingkat senjata.

Pada Februari, inspektur internasional memperkirakan persediaan Iran lebih dari 10 kali lipat dari kesepakatan era Obama, menurut kepala Badan Energi Atom Internasional.

Ia memperkirakan, dengan uranium yang diperkaya cukup untuk memungkinkan Iran membuat "beberapa" bom nuklir.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lain terkait Iran VS AS

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini