TRIBUNNEWS.COM - Tiga hari setelah kecelakaan maut tiga kereta api yang menewaskan 275 orang di India, sejumlah besar mayat masih belum diambil keluarga.
Para pejabat di negara bagian Odisha, tempat kecelakaan itu terjadi, mengatakan pada Senin (5/6/2023) bahwa 105 jenazah tidak teridentifikasi, BBC News melaporkan.
Lebih dari 1.000 orang terluka telah dirawat di rumah sakit.
Tabrakan mematikan pada Jumat (2/6/2023) malam adalah kecelakaan kereta api terburuk di India abad ini.
Sebuah kereta penumpang tergelincir setelah salah masuk jalur dan kemudian bertabrakan dengan kereta barang yang diparkir di sana.
Gerbongnya yang tergelincir, kemudian menabrak gerbong belakang kereta penumpang lainnya yang melaju dari arah berlawanan.
Baca juga: Sinyal yang Berubah Tiba-tiba Biang Kerok Kecelakaan Fatal Kereta Api di India Pekan Lalu
Lebih dari 3.000 penumpang diperkirakan naik di dua kereta penumpang tersebut, dengan laporan mengatakan kedua kereta penuh sesak.
Anggota keluarga penumpang dari Odisha dan negara bagian lain membanjiri rumah sakit, mencari informasi tentang orang yang mereka cintai.
Di rumah sakit AIIMS yang dikelola pemerintah di ibu kota negara bagian, Bhubaneswar, jumlah maksimum jenazah, 123, telah diambil.
Ratusan orang berkerumun di sekitar meja bantuan yang melayani pertanyaan tentang korban luka dan tewas.
Foto para korban telah diunggah di situs web pemerintah dan tampilan layar komputer besar telah dipasang untuk membantu keluarga mengidentifikasi orang yang mereka cintai.
Pejabat tinggi negara bagian Odisha, Pradeep Jena, menyebut tugas mengidentifikasi mayat sebagai "tantangan nyata".
Pada Senin pagi, Komisaris Korporasi Kota Bhubaneshwar, Vijay Amruta Kulange, mengatakan kepada BBC bahwa banyak jenazah yang dibawa ke AIIMS masih belum diklaim, sehingga kamar mayat rumah sakit penuh sesak.
"Jika Anda menelusuri database foto, Anda akan melihat berapa banyak jenazah yang rusak tanpa bisa dikenali."
"Mereka juga sekarang membusuk," katanya.
"Ada beberapa kasus di mana lebih dari satu keluarga mengklaim satu jenazah sehingga dalam kasus tersebut kami harus melakukan tes DNA," tambahnya.
Baca juga: Pencarian Disetop, India Ungkap Sebab Kecelakaan Kereta di Odhisa
Pradeep Jena mengatakan, jenazah diserahkan "setelah proses hukum".
Pemerintah negara bagian juga menyediakan transportasi gratis untuk membawa jenazah ke tempat tujuan.
Pada akhir pekan, Perdana Menteri Narendra Modi mengunjungi lokasi kecelakaan dan bersumpah bahwa siapa pun yang dinyatakan bersalah akan "dihukum dengan keras".
Pekerjaan penyelamatan selesai pada hari Sabtu dan rel telah dibersihkan dari puing-puing.
Lalu, lintas kereta telah dipulihkan di salah satu jalur dan pejabat mengatakan jalur yang tersisa juga akan dipulihkan dan dibuka kembali pada hari Rabu.
India memiliki salah satu jaringan kereta terbesar di dunia.
Negara itu menjalankan lebih dari 12.000 kereta penumpang setiap hari, yang digunakan oleh beberapa miliar penumpang untuk bepergian ke seluruh negeri setiap tahun, tetapi banyak infrastruktur kereta api yang perlu diperbaiki.
Kereta api umumnya penuh pada saat-saat banyak orang yang melakukan perjalanan selama liburan sekolah.
Bencana kereta api terburuk di negara itu terjadi pada tahun 1981, ketika kereta penumpang yang penuh sesak terlempar dari rel dan masuk ke sungai selama topan di negara bagian Bihar.
Kecelakaan itu menewaskan sekitar 800 orang.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)