News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ahli Jantung Gaurav Gandhi Meninggal karena Serangan Jantung, Pernah Lakukan 16 Ribu Operasi

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gaurav Gandhi, seorang ahli jantung yang sangat terkenal dari Gujarat, meninggal secara tragis pada tanggal 6 Juni. Dokter berusia 41 tahun, yang dikenal karena keahliannya dalam operasi jantung, telah berhasil melakukan lebih dari 16.000 operasi jantung selama karirnya. India Times

TRIBUNNEWS.COM - Gaurav Gandhi, seorang ahli jantung yang sangat terkenal dari Gujarat, India, meninggal pada Selasa (6/6/2023).

Dokter berusia 41 tahun dikenal karena keahliannya dalam operasi jantung.

Selama berkarier, Gandhi telah berhasil melakukan lebih dari 16.000 operasi jantung.

Lebih lanjut, Gandhi segera dilarikan ke Rumah Sakit GG di Jamnagar, Gujarat, India usai keluarga menemukan Gandhi tak sadarkan diri.

Terlepas dari upaya para profesional medis, pria itu dinyatakan meninggal karena serangan jantung dalam waktu 45 menit.

Sesuai laporan News18 Hindi, Gandhi menyelesaikan studi MBBS dan MD di Jamnagar sebelum melanjutkan studi khusus di bidang Kardiologi DM di Ahmedabad.

Dr Nandini Desai, dekan MP Shah Medical College di Jamnagar, memberikan informasi ini.

Baca juga: Fakta Jembatan Gantung Putus di Gujarat India, Baru Sepekan Dibuka Kembali setelah Renovasi

Gaurav Gandhi, seorang ahli jantung yang sangat terkenal dari Gujarat, meninggal secara tragis pada tanggal 6 Juni. Dokter berusia 41 tahun, yang dikenal karena keahliannya dalam operasi jantung, telah berhasil melakukan lebih dari 16.000 operasi jantung selama karirnya. India Times (Twitter)

Namun, laporan kontradiktif oleh Aaj Tak mengklaim bahwa Gaurav Gandhi meninggal dunia dalam tidurnya.

Laporan tersebut menyatakan bahwa setelah menyelesaikan konsultasi pasien regulernya pada Senin (5/6/2023) , Gandhi kembali ke rumahnya di Palace Road.

Dia makan malam dan pergi tidur tanpa mengungkapkan keluhan atau menunjukkan perubahan perilaku, lapor India Times.

Namun, dia tidak bangun keesokan harinya.

Sekitar pukul 06.00 waktu setempat, sedikit lebih lambat dari waktu bangun biasanya, anggota keluarganya mencoba membangunkannya dari tempat tidur, tetapi dia tidak menanggapi panggilan mereka.

Keluarga segera membawanya ke rumah sakit, di mana dia dinyatakan meninggal pada saat kedatangan.

Dokter mengatakan penyebab kematiannya adalah serangan jantung.

Dia mendedikasikan dirinya untuk memberikan perawatan medis yang luar biasa kepada pasien jantung di Jamnagar, di mana dia mendapatkan reputasi untuk layanan yang luar biasa.

Gandhi meninggalkan orang tuanya, istri yang merupakan dokter gigi bernama Devanshi, dan dua anak mereka.

Baca juga: Fakta-fakta Runtuhnya Jembatan Gantung di Gujarat India, Mampu Tampung 100-150 Orang

Alarm serangan jantung

Meninggalnya Gandhi sebelum waktunya telah menghidupkan kembali kekhawatiran tentang serangan jantung di kalangan anak muda di India.

Kasusnya sangat bermasalah karena dia tidak menunjukkan gejala apa pun atau pemicu tradisional yang biasanya terkait dengan peristiwa semacam itu, menjadikannya tidak biasa dan tidak terduga.

Kejadian tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan tindakan proaktif dalam menjaga kesehatan jantung, bahkan bagi individu yang tampak sehat sekalipun.

Apakah bahkan EKG normal memicu serangan jantung?

Elektrokardiogram standar (EKG) biasanya menunjukkan ritme jantung normal dan aktivitas listrik selama tes

Namun, penting untuk diperhatikan bahwa EKG adalah potret aktivitas jantung selama momen tertentu dan mungkin tidak mendeteksi semua kondisi jantung yang mendasarinya atau memprediksi kejadian di masa mendatang.

Terkadang, individu dengan EKG yang tampak normal masih bisa mengalami serangan jantung.

Serangan jantung terjadi ketika penyumbatan pada satu atau lebih arteri koroner memasok darah yang kaya oksigen ke otot jantung. Penyumbatan ini dapat menyebabkan kurangnya aliran darah dan oksigen, merusak otot jantung.

Berbagai faktor dapat menyebabkan serangan jantung, termasuk penumpukan plak di arteri, pembentukan bekuan darah, dan kondisi kardiovaskular lain yang mendasarinya.

Baca juga: Detik detik Connie Nurlita Meninggal di Mobil, Sang Biduan Ingin Olahraga, Diduga Serangan Jantung

Meskipun EKG normal mungkin tidak menunjukkan risiko langsung serangan jantung, namun tidak menjamin kekebalan dari peristiwa semacam itu.

Memahami bahwa serangan jantung dapat terjadi tanpa tanda atau gejala peringatan, pemeriksaan rutin, penilaian faktor risiko, dan gaya hidup sehat sangat penting untuk menjaga kesehatan jantung.

Jika Anda memiliki kekhawatiran atau riwayat penyakit jantung dalam keluarga, Anda disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk evaluasi komprehensif dan panduan yang tepat.

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini