TRIBUNNEWS.COM - Seorang wanita di China yang sedang hamil 20 minggu hampir kehilangan bayinya akibat gelombang panas parah setelah ibu mertuanya melarang penggunaan AC di rumah.
Outlet berita lokal Qingdao Broadcasting, yang dikutip South China Morning Post, melaporkan bahwa wanita yang tidak disebutkan namanya itu berasal dari provinsi Guangdong di China Selatan.
Ia dan bayinya selamat dari bahaya setelah dilakukan perawatan darurat di unit perawatan intensif setempat.
Dalam video viral yang dibagikan pertengahan Juni lalu, wanita itu terlihat berbaring di brankar saat dokter melakukan pemeriksaan medis.
Wanita tersebut mengatakan bahwa karena kesehatannya yang buruk, suaminya menyarankan agar dia berhenti bekerja ketika dia hamil.
Ia berkata mereka tinggal bersama ibu mertuanya yang ia rasa sangat membenci kehadirannya.
Baca juga: Beijing Dihantam Gelombang Panas, Suhu Tembus 41 Derajat Celcius Tertinggi Sejak 24 Tahun
Ketika suhu mencapai 38 derajat Celcius pada 10 Juni, wanita itu merasa panasnya semakin tak tertahankan.
Ketika ia ingin menyalakan AC, ibu mertuanya melarangnya.
Sang ibu mertua disebut berkata kepada menantunya bahwa ia tidak pantas dimanja-manja karena ia tidak bekerja dan tidak membayar tagihan listrik.
“Semua makanan, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari disediakan oleh anak saya,” kata ibu mertua tersebut.
"Kamu hanya tahu cara menghabiskan uang."
Wanita hamil itu mengatakan dia tidak bisa bernapas dengan benar dan mulai berkeringat deras sebelum akhirnya pingsan.
Ia lantas dibawa ke rumah sakit terdekat untuk perawatan darurat.
Ketika ia sudah sadar kembali, ia diberitahu oleh seorang dokter bahwa dia bisa kehilangan bayinya jika tidak menerima perawatan tepat waktu.