TRIBUNNEWS.COM - Masyarakat di Kota Paris, Prancis nampaknya sudah mulai kesal dengan para perusuh.
Pada Minggu (2/7/2023) yang merupakan hari kelima unjuk rasa, para perusuh masih saja melakukan kerusuhan di Champs Elysée, Paris, Prancis.
Seorang wanita paruh baya berbicara kepada para pemuda yang melewatinya dan menyuruh mereka untuk pulang.
"Bisakah kau pulang saja?" tanya wanita tersebut, dikutip dari BBC.
Betapa banyak orang di Prancis yang ingin mengajukan pertanyaan yang sama seperti wanita yang kesal itu.
Presiden Prancis, Emmanuel Macron sangat berharap para pengunjuk rasa untuk menyerah dan segera pulang.
Baca juga: Kerusuhan di Prancis, Nenek Nahel M Minta Demonstran Berhenti Rusak Fasilitas Publik
Sebuah komunitas yang berada di tempat yang sama Nahel M tinggal, berharap para pemuda ini segera menghentikan aksi mereka.
Celia, seorang siswa yang tinggal di komunitas tersebut, mengatakan dirinya mulai khawatir kekerasan bisa berakhir dengan reaksi balik terhadap seluruh komunitas mereka.
Pada Minggu malam, para ibu di Aulney, daerah kelas pekerja dekat Paris, turun ke jalan.
Para ibu ini mengibarkan spanduk yang menyerukan untuk diakhirinya kekerasan.
Krisis ini juga melemahkan Macron secara politik, mendapat kecaman dari kiri dan kanan politik atas apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Baca juga: China Ajukan Protes ke Prancis Pasca Warganya Terluka dalam Kerusuhan
Macron dipaksa oleh krisis ini untuk meninggalkan KTT para pemimpin Uni Eropa minggu lalu, di mana mereka membahas keadaan darurat terbesar Eropa, yaitu invasi Rusia ke Ukraina.
Dan akhir pekan ini, Presiden harus membatalkan kunjungan kenegaraan yang banyak dibahas ke sekutu penting UE Jerman - yang pertama oleh seorang Presiden Prancis dalam 23 tahun.
Sementara di dunia olahraga, muncul pertanyaan apakah Prancis dapat dipercaya untuk menyelenggarakan acara internasional dengan aman seperti kejuaraan bersepeda terbesar di dunia, Tour de France.