News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pasukan Israel Luncurkan 10 Serangan Udara, Kamp Pengungsi Jenin Dikepung Kendaraan Lapis Baja

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Arif Fajar Nasucha
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Buldoser tentara Israel (kanan) dan pengangkut personel lapis baja (APC) melewati Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 3 Juli 2023 setelah serangan pesawat tak berawak. Tentara Israel mengatakan telah meluncurkan serangan pesawat tak berawak di kota Jenin Tepi Barat yang diduduki sebagai bagian dari upaya kontraterorisme ekstensif yang menurut kementerian kesehatan Palestina menewaskan empat warga.

TRIBUNNEWS.COM - Penduduk Jenin, Tepi Barat, Palestina mengungkapkan pasukan Israel sedikitnya meluncurkan 10 serangan udara di kamp pengungsi tersebut, Senin (3/7/2023) dini hari.

Berdasarkan laporan terbaru, lima orang tewas dalam serangan tersebut,

"Israel melakukan serangan skala besar yang melibatkan rudal dan pembunuhan setidaknya empat warga Palestina," menurut penduduk dan pejabat, dikutip Al Jazeera.

Kepulan asap akibat runtuhnya bangunan tampak mengepul ke langit.

Juga terlihat konvoi puluhan kendaraan lapis baja Israel juga mengepung kamp pengungsi dari semua sisi dan melancarkan operasi militer darat.

Pemukiman dan jalan di daerah itu pun rusak berat.

Baca juga: Israel Menyerang Tepi Barat Palestina, Kamp Jenin Kembali jadi Sasaran, 1 Warga Tewas

"Warga Palestina kelima, Mohammad Hasanein yang berusia 21 tahun, tewas pada Senin (3/6/2023) malam oleh tentara Israel di pintu masuk utara ke kota Ramallah di Tepi Barat yang diduduki pusat," kata Kementerian Kesehatan.

Kementerian mengidentifikasi nama empat orang yang terbunuh di Jenin sebagai Sameeh Abu al-Wafa, Hussam Abu Theeba, Aws al-Hanoun dan Nour el-Din Marshoud, mencatat bahwa mereka semua ditembak di dada dan kepala.

Setidaknya 27 warga Palestina lainnya terluka di kamp tersebut, termasuk delapan orang yang masih dalam kondisi kritis.

Pasukan Israel terus melakukan pengepungan di kamp pada Senin pagi, menutup semua pintu masuk dengan buldoser.

Kepala biro Al Jazeera di Yerusalem Walid al-Omari mengatakan “sekitar 150 kendaraan lapis baja dan sekitar 1.000 tentara dari pasukan khusus elit dan militer, serta intelijen umum, polisi, dan polisi perbatasan” ikut serta dalam operasi tersebut.

“Mereka melakukan pengepungan total di kamp, ​​sementara pasukan khusus beroperasi di dalam kamp, ​​menyerbu rumah, menggeledah, dan menangkap banyak orang,” kata al-Omari.

Kekerasan yang meningkat telah menyebabkan puluhan orang tewas sejak awal tahun ini.

Buldoser tentara Israel (kanan) dan pengangkut personel lapis baja (APC) melewati Jenin di Tepi Barat yang diduduki pada 3 Juli 2023 setelah serangan pesawat tak berawak. Tentara Israel mengatakan telah meluncurkan serangan pesawat tak berawak di kota Jenin Tepi Barat yang diduduki sebagai bagian dari "upaya kontraterorisme ekstensif" yang menurut kementerian kesehatan Palestina menewaskan empat warga. (Jaafar ASHTIYEH / AFP)

Baca juga: 4 Orang Israel, 2 Orang Palestina Tewas dalam Serangan Balasan Hamas di Tepi Barat

Sedikitnya 185 warga Palestina, 25 warga Israel, seorang Ukraina dan seorang Italia telah tewas, menurut penghitungan AFP yang dikumpulkan dari sumber-sumber resmi dari kedua belah pihak.

Ali Abunimah, pendiri situs web The Electronic Intifada, menyalahkan Israel atas kekerasan yang sedang berlangsung, dengan mengatakan bahwa "Israel yang terus meningkat sebagai kekuatan pendudukan".

“Serangan terhadap Jenin ini sepenuhnya tentang memuaskan haus darah para pemukim Israel dan membalas dendam pada orang-orang Palestina atas meningkatnya perlawanan terhadap invasi pemukim di Tepi Barat utara dan meningkatnya rekor pencurian tanah Palestina untuk pemukiman kolonial,” katanya. dikatakan.

“Ini adalah perlawanan yang menanggapi penjajahan dan invasi Israel, bukan Israel yang menanggapi Palestina.”

Abunimah mengatakan Israel dan pendukungnya di Barat, terutama Amerika Serikat dan Uni Eropa, "sepenuhnya bertanggung jawab atas pertumpahan darah".

(Tribunnews.com/Andari Wulan Nugrahani)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini