TRIBUNNEWS.COM - Seorang penulis Ukraina meninggal dunia setelah rudal Rusia menghantam sebuah restoran pizza di Kota Kramatorsk, Ukraina timur, Selasa (27/6/2023) lalu.
Victoria Amelina (37), menjadi orang ke-13 yang tewas dalam serangan rudal itu kawasan itu, Euronews melaporkan.
Restoran runtuh dan sempat membuat orang-orang di dalamnya terperangkap.
Para aktivis HAM menyebut serangan itu sebagai kejahatan perang.
Asosiasi penulis PEN Ukraina, yang mengumumkan berita meninggalnya Victoria, mengatakan para dokter telah melakukan segala yang mereka bisa untuk menyelamatkan nyawanya, tetapi luka-lukanya fatal.
"Di hari-hari terakhir kehidupan Victoria, orang-orang terdekat dan teman-temannya ada bersamanya," tulis PEN Ukraine.
Baca juga: Kantor Internasional yang Selidiki Kejahatan Perang Ukraina Dibuka di Den Haag
Dikatakan bahwa Victoria telah meninggal pada hari Sabtu (1/7/2023) tetapi mereka menahan berita untuk memastikan semua anggota keluarga dan teman-teman mengetahuinya terlebih dahulu.
Saat serangan, Victoria sedang makan di restoran Ria Pizza bersama jurnalis Catalina Gómez, penulis Héctor Abad Faciolince dan mantan komisaris tinggi Kolombia untuk perdamaian Sergio Jaramillo, yang datang ke Ukraina sebagai bagian dari kampanye untuk menggarisbawahi solidaritas Amerika Latin dengan negara tersebut.
“Saya duduk tepat di sebelah Victoria. Kami baru saja menyelesaikan satu hari di lapangan, berbicara dengan orang-orang tentang invasi Rusia,” kata Jaramillo kepada Financial Times.
"Saat makanan dibawa ke kami, saya membungkuk untuk mengambil serbet dan, pada saat itu, rudal itu menyerang."
"Victoria, yang sedang duduk tegak, terkena pukulan parah di bagian belakang leher," tambahnya.
“Tapi saya baik-baik saja. Kemudian seluruh ruangan hancur berkeping-keping dan waktu berhenti. Saya masih bersamanya dan menelepon ambulans dan paramedis.”
Setelah berita kematiannya, teman-teman dan penulis lain memberikan penghormatan kepada Victoria.
Beberapa membagikan video saat Victoria membacakan puisi dan foto-foto saat dirinya bekerja di lapangan untuk mendokumentasikan kekejaman Rusia.