Laporan Wartawan Tribunnews.com, Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, SEOUL – Korea Selatan selama 3 hari terakhir dilanda hujan deras hingga memicu munculnya banjir bandang akibat meluapnya volume air di bendungan Chungcheong Utara.
Tak hanya itu hujan deras yang mengguyur seluruh wilayah Korsel juga menyebabkan terjadinya bencana longsor di sejumlah titik.
Baca juga: Korsel Tagih Pembayaran Proyek Jet Tempur KFX/IFX, Menhan Prabowo: Kita Selesaikan Dalam Waktu Dekat
Akibat insiden tersebut Kementerian Dalam Negeri dan Keamanan mencatat sebanyak 24 orang dinyatakan meninggal dunia. Sementara 10 korban lainnya masih dalam pencarian usai dinyatakan hilang.
Mengutip dari Reuters, banjir dan tanah longsor yang menghantam Korea Selatan terjadi akibat tingginya curah hujan monsoon dengan intensitas sekitar 30 hingga 200 milimeter yang berlangsung semenjak tiga hari lalu.
Hujan monsun sendiri umumnya terjadi karena disebabkan pergerakan air lautan Samudra Hindia yang menguap di udara, lantaran terpengaruh siklus el nino.
Pergerakan ini yang kemudian menyebabkan uap air berhembus ke arah daratan. Uap air yang terkena suhu panas di daratan selanjutnya mengembun menjadi hujan yang lebat dan suhu yang lembab.
BMKG asal Seoul memprediksi apabila kondisi ini akan terus menimpa Korsel selama beberapa hari kedepan, guna mencegah bertambah nya korban jiwa Perdana Menteri Han Duck-soo menerjunkan para militer untuk melakukan misi penyelamatan darurat dengan mengevakuasi lebih dari 1.500 warga.
Baca juga: Hadapi El Nino, Jokowi Ingatkan Jajarannya Hati-hati Menjaga Cadangan Beras
Tak hanya itu layanan kereta reguler nasional juga turut dihentikan pada pagi ini agar tak terdampak tanah longsor, karena khawatir apabila tanah longsor dan banjir banjir dapat memicu batu-batu yang berjatuhan ke rel sehingga mengancam keselamatan penumpang.
Mengingat pada Jumat kemarin salah satu kereta penumpang dilaporkan tergelincir usai nekat melanjutkan perjalanan di tengah badai, Meski tak ada korban jiwa namun seorang staf mengalami luka.