China diyakini telah melakukan banyak eksekusi setiap tahun, lebih banyak daripada total gabungan negara-negara lain di dunia, meskipun jumlah pastinya tetap dirahasiakan.
Sebagian besar hukuman ini ditegakkan melalui menembakkan peluru di belakang kepala.
Sementara dalam kasus tertentu, suntikan mematikan juga digunakan.
Dalam beberapa tahun terakhir, serangan terhadap pelajar dan kaum muda di China meningkat.
Pisau dianggap sebagai senjata umum di negara yang melarang kepemilikan senjata itu.
Pada hari Senin (10/7/2023), seorang pria berusia 25 tahun diduga menyerang beberapa siswa di taman kanak-kanak di provinsi Guangdong, menewaskan enam orang dan melukai satu orang.
Serangan itu memicu kemarahan dan menyerukan aturan yang lebih ketat dan peningkatan keamanan.
Pada tahun 2020, seorang penjaga sekolah dituduh melukai 39 orang dengan pisau.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)