TRIBUNNEWS.COM - Dua orang meninggal dunia karena ledakan di jembatan Kerch di Krimea pada hari ini, Senin (17/7/2023) pagi.
Gubernur wilayah Rusia barat Belgorod, Vyacheslav Gladkov mengatakan dua orang yang tewas merupakan orang tua dari seorang gadis muda yang terluka dalam insiden itu.
Kepala parlemen Krimea menyalahkan Ukraina atas insiden tersebut.
Namun, Ukraina belum memberikan komentar resmi.
Kementerian transportasi Rusia mengatakan penyangga jembatan tidak rusak.
Kementerian itu mengatakan penyelidikan sedang berlangsung, tapi laporan yang belum dikonfirmasi mengatakan ledakan terdengar pada Senin (17/7/2023) pagi, dikutip dari Al Jazeera.
Ledakan ini adalah insiden besar kedua di jembatan Kerch dalam satu tahun terakhir.
Baca juga: Yevgeny Prigozhin Tolak Tawaran Putin agar Andrey Trochev Pimpin Wagner di Ukraina
Juru bicara administrasi militer Odesa mengunggah foto-foto yang belum diverifikasi, menunjukkan puing-puing di jalan melintasi jembatan, dan pagar yang rusak.
Grey Zone, saluran Telegram Rusia yang memiliki tautan ke grup Wagner mengatakan jembatan itu kemungkinan rusak oleh drone bawah air yang diluncurkan ke jembatan oleh Ukraina.
Kepala parlemen Krimea, Vladimir Konstantinov, juga menuding Ukraina, menurut kantor berita negara Rusia RIA Novosti.
Sebelumnya, pada Oktober 2022, jembatan Kerch, yang merupakan jalur suplai penting, ditutup sebagian setelah terjadi ledakan besar.
Jembatan itu sepenuhnya dibuka kembali pada Februari 2022.
Dugaan Pelaku yang Ledakan Jembatan
Baca juga: Puluhan Drone Ukraina Serang Rusia di Krimea, Susul Peluncuran Rudal Balistik
Sebuah sumber dalam dinas intelijen Ukraina, SBU, mengatakan kepada BBC Rusia, mereka telah melakukan serangan bersama pasukan khusus angkatan laut.