TRIBUNNEWS.COM - Israel mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, kata pemerintah Maroko dalam pernyataan yang dikeluarkan kantor Perdana Menteri Israel.
Maroko telah menguasai Sahara Barat sejak 1975, setelah pemerintahan kolonial Spanyol berakhir, tetapi minim pengakuan internasional.
Sebuah pernyataan dari Istana Kerajaan Maroko mengatakan posisi Israel diungkapkan dalam surat kepada Raja Mohammed VI dari Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu.
Front Polisario yang didukung Aljazair menuntut negara merdeka di Sahara Barat.
Dilansir Al Jazeera, Rabat mengatakan Israel tengah mempertimbangkan untuk konsulat di Dahkla, Senin (17/7/2023).
Pada tahun 2020, Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu, Donald Trump, mengakui klaim Maroko atas wilayah tersebut sebagai imbalan atas peningkatan sebagian hubungannya dengan Israel.
Baca juga: Korban Salah Tangkap, Pria Asal Maroko Terlanjur Jalani Hukuman Penjara 15 Tahun
Perkuat hubungan diplomatik
Menteri Luar Negeri Israel, Eli Cohen, mengatakan pengakuan Sahara Barat sebagai wilayah Maroko "akan memperkuat hubungan diplomatik dan memajukan stabilitas regional".
Ada 28 negara lain – sebagian besar Afrika dan Arab – telah membuka konsulat di kota Dakhla atau Laayoune di Sahara Barat.
Maroko memandang hal itu sebagai bentuk dukungan nyata untuk kekuasaannya di wilayah tersebut.
Membangun Maroko
Seorang pejabat senior pemerintah Maroko mengatakan kepada Reuters bahwa posisi Israel di Sahara Barat menegaskan momentum untuk membangun Maroko.
"Pengakuan Israel tidak akan mempengaruhi prinsip Maroko dalam membela solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina", tambahnya.
"Maroko mengharapkan keputusan untuk mendorong investasi Israel di wilayah itu," katanya.