TRIBUNNEWS.COM - Seorang fotografer Australia, Helen Whittle, merasa sedih karena foto putrinya digunakan tanpa izin sebagai mural oleh seniman Italia yang pro-Kremlin di Mariupol.
Seniman Italia dengan nama akun Instagram @jorit, menarasikan jepretan hasil muralnya dengan mengatakan gadis kecil dalam mural berasal dari Donbass.
"Ini adalah potret Nastya saya, dilukis tangan dengan semprotan di dinding, gadis kecil dari Donbass yang menginspirasi saya untuk membuat karya di Mariupol," tulisnya di Instagram pada Minggu (16/7/2023).
Namun, Helen Whittle mengatakan sosok dalam mural itu adalah putrinya yang berasal dari Australia, bukan Donbass.
Helen Whittle merasa sedih karena foto putrinya disalin dengan cara seperti itu.
“Sangat menyedihkan dan menyakitkan bagi saya melihat gambar saya disalin dan digunakan dengan cara ini," kata Helen Whittle kepada Fanpage.it melalui e-mail.
“Jorit tidak meminta izin saya untuk mereproduksi gambar atau memberi kompensasi kepada saya dengan cara apa pun,” jelasnya, seperti diberitakan News Italy 24 Press.
Baca juga: Putin Kunjungi Mariupol yang Dikuasai Rusia setelah ke Krimea
"Saya belum memberikan izin untuk mereproduksi dan saya meminta nasihat pengacara saya tentang apa yang harus dilakukan," tambahnya.
Helen juga mengkritik narasi dalam unggahan foto-foto mural yang menampilkan wajah putrinya.
"Gagasan dan pendapat saya sama sekali tidak sejalan dengan pendapat seniman ini," kata Helen Whittle.
Baca juga: Rusia Bangun Pangkalan Militer di Mariupol dan Memperluas Pemakaman Kota Utama
Satu-satunya perbedaan antara foto putri Helen Whittle dan mural karya Jorit adalah tanda suku ikonik di pipinya dan gambar rudal NATO di atas bahu kanannya.
Jorit beberapa kali mengikuti wawancara, di mana ia menceritakan makna mural gadis kecil di Mariupol itu.
“Saya ingin mengatakan dengan mural saya. Seperti sisi lain dari koin tentang seorang gadis kecil yang terlupakan. Saya ingin mencapai perdamaian, saya ingin memberikan kontribusi dengan cerita saya," katanya kepada GiornaleRadio.
Jorit mengaku sadar karyanya menjadi sasaran hinaan oleh banyak orang, namun ia tetap bisa bertahan hidup dengan itu semua.
“Saya bisa tinggal di rumah, mengurus bisnis saya sendiri, menghasilkan uang, dan menjual lukisan. Tapi saya seorang seniman dan saya harus mengikuti inspirasi saya," katanya.
Fotografer Australia Kritik Jorit yang Salin Foto Putrinya
Baca juga: Yevgeny Prigozhin Muncul Pertama Kali di Belarusia, Sindir Kondisi Perang Rusia di Ukraina
Hasil wawancara Jorit dengan GiornaleRadio mendapat komentar dari Helen Whittle.
“Dia bukan anak dari Donbass dan jelas merupakan salinan foto saya, yang subjeknya adalah putri saya,” kata Helen Whittle dari kejauhan.
“Sepertinya Anda menemukan inspirasi dengan menyalin gambar-gambar yang ditemukan di internet," lanjutnya.
“Saya sedih dan marah karena seorang seniman merasa perlu menyalin karya orang lain tanpa meminta izin. Dan saya sangat sedih dengan cara gambar saya, potret putri saya, telah digunakan,” katanya.
Di media sosial dan dalam wawancara dengan apa yang disebut surat kabar seperti @DonbassItalia, Jorit telah menyatakan keyakinannya bahwa negaranya seharusnya tidak membantu Ukraina tetapi Donbass, yang dipahami sebagai Rusia, dalam perang ini.
Ia mengatakan, Ukraina melakukan agreasi terhadap warga sipil Donbass imperialisme Amerika Serikat, yang telah menguasai Ukraina sejak 2014 seperti boneka.
Jorit tidak menyebutkan Rusia menginvasi Ukraina.
“Saya memilih untuk melukis seorang gadis kecil dari Donbass yang masih hidup dan menjalani tahun-tahun pertamanya dalam perang di Mariupol. Saya harap gadis kecil ini segera dapat melihat potret langsungnya," kata Jorit menambahkan dalam sebuah wawancara dengan GiornaleRadio.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)