TRIBUNNEWS.COM - Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, membuat pernyataan kontroversial yang mengatakan semua upaya Barat untuk membantu Ukraina menang atas Rusia di medan perang akan sia-sia.
Ia menyerukan Rusia dan Ukraina untuk terlibat dalam pembicaraan damai.
"Sementara negara-negara Barat memberikan bantuan militer besar-besaran kepada Ukraina, sekarang jelas bahwa tidak ada apa-apanya, dan akhir yang mudah untuk perang tidak terlihat," kata Aleksandar Vucic kepada Happy TV, Kamis (10/8/2023).
"Perang gesekan sedang dilancarkan, dan dengan semua kekuatan Barat, Rusia tidak akan dikalahkan di medan perang," tambahnya.
Aleksandar Vucic mencatat, meskipun dia tidak yakin apa yang harus diperoleh Rusia secara politik, namun gencatan senjata antara Rusia dan Ukraina akan menjadi hasil terbaik.
“Saya melihat inisiatif (perdamaian) datang dari beberapa negara Arab, saya berharap sesuatu akan membawa kita lebih dekat ke perdamaian,” kata Aleksandar Vucic.
Baca juga: Rusia Tembak Jatuh Drone Ukraina di Moskow, Serangan Tiga Hari Berturut-turut
Ia menyerukan penghentian permusuhan antara semua pihak yang terlibat juga akan menjadi kepentingan Presiden AS Joe Biden, yang siap untuk maju Capres AS pada 2024.
“Perekonomian akan segera berkembang; harga energi akan turun drastis. Semuanya akan jauh lebih mudah. Saya pikir dia tahu bahwa masalah utama dalam pemilu AS adalah ekonomi,” kata Aleksandar Vucic, seperti diberitakan RT.
Dia juga menyatakan, hal yang sama akan berlaku untuk Rusia dan Ukraina, yang menurut presiden "kehabisan tenaga", meskipun dia mencatat Rusia bertahan di bawah sanksi Barat lebih baik dari yang diperkirakan banyak orang.
Pada Juni 2023, pemimpin Serbia itu memperingatkan kemungkinan eskalasi dalam perang Ukraina.
Ia mengatakan, serangan balasan Ukraina yang banyak digembar-gemborkan, yang diklaim Rusia gagal mendapatkan tempat, dapat memicu tanggapan yang kuat dari Moskow.
KTT Arab Saudi, Bahas Perdamaian Rusia-Ukraina
Baca juga: Rusia Krisis Anggota Kepolisian, Lima Ribu Personel Mundur dari Pekerjaan
Komentar Aleksandar Vucic muncul setelah KTT yang diselenggarakan Saudi baru-baru ini di Jeddah, Arab Saudi.
KTT itu dihadiri oleh pejabat dari sekitar 40 perwakilan negara.