TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang memantau jenis baru Covid-19 yang dinamai EG.5, atau "Eris", yang menyumbang peningkatan kasus di China, Amerika Serikat, dan negara lainnya.
Dilansir cnbc.com, WHO telah menetapkan Eris sebagai "Variant of Interest."
WHO mengatakan, Eris memiliki risiko kesehatan masyarakat yang rendah di tingkat global, seperti varian lain yang beredar saat ini.
Pada bulan Mei, WHO mengatakan Covid-19 sekarang adalah masalah yang berkelanjutan tetapi tidak lagi menjadi darurat kesehatan.
Berikut fakta-fakta yang diketahui sejauh ini tentang varian Eris, dari gejala hingga vaksinnya.
Gejala dan penyebaran
Baca juga: WHO: Kasus Covid-19 Global Naik 80 Persen saat Sub Varian Baru Muncul
Gejala Covid-19 varian Eris dilaporkan sama dengan varian sebelumnya, yakni demam, batuk, sakit tenggorokan, kelelahan, pilek, dan perubahan untuk merasa dan membau.
"Meski EG.5 telah menunjukkan peningkatan prevalensi, keunggulan pertumbuhan, dan sifat lolos dari kekebalan, belum ada perubahan yang dilaporkan dalam tingkat keparahan penyakit hingga saat ini," kata WHO dalam evaluasi risiko yang diterbitkan 9 Agustus lalu.
WHO menambahkan, bahwa sifat-sifat EG.5 dapat menyebabkan varian tersebut menjadi dominan di beberapa negara, atau bahkan secara global.
Nama resmi varian baru ini adalah EG.5, sedangkan “Eris” adalah nama panggilan acak yang diberikan secara online yang kemudian mempopulerkan subvarian EG.5.1.
Berdasarkan informasi pengurutan yang dikirimkan ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) per 7 Agustus, jumlah terbesar kasus EG.5 diidentifikasi di China, diikuti oleh AS, Korea Selatan, Jepang, dan Kanada.
EG.5 juga diidentifikasi di Australia, Singapura, Inggris, Prancis, Portugal dan Spanyol.
Baca juga: Varian Baru Covid-19 Eris Menyebar Cepat Di Inggris, Para Ahli Bunyikan Alarm
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), EG.5 sekarang menjadi strain dominan di AS, terhitung sebanyak 17,3 persen kasus pada 5 Agustus.
Reformulasi vaksin