Google Utang Rp 3,2 Triliun di Rusia, Vendor yang Belum Dibayar Tuntut
TRIBUNNEWS.COM - Alphabet, perusahaan induk Google dan anak perusahaannya di Rusia, Google LLC, dilaporkan berutang jutaan dolar kepada vendor lokal.
Para vendor lokal yang belum dibayar ini menuntut perusahaan raksasa global ini dinyatakan bangkrut.
Kabar itu dilansir kantor berita Rusia, TASS pada Senin (28/8/2023), mengutip notulensi pertemuan pertama para kreditur perusahaan tersebut di Rusia.
Baca juga: Heineken Cabut dari Rusia, Semua Aset Operasional Perusahaan Dijual Cuma Rp 16 Ribu
Menurut kantor berita tersebut, jumlah total kewajiban utang Google LLC pada akhir Agustus mencapai 20,1 miliar rubel ($211 juta) atau senilai Rp 3,2 triliun.
Pertemuan para perusahaan pemberi kredit itu dihadiri oleh perwakilan delapan vendor, termasuk Radio Izhevsk dan layanan pemetaan 2GIS, serta agen Layanan Pajak Federal Rusia.
Hasil pertemuan memutuskan, para vendor akan mengajukan permohonan ke Pengadilan Arbitrase Moskow untuk menuntut agar Google LLC dinyatakan bangkrut.
Hal ini akan memberi mereka kesempatan untuk menutup sebagian kerugian mereka melalui pengadilan.
Google berada di bawah tekanan di Rusia sejak akhir tahun 2021 karena kegagalannya menghapus konten yang dianggap ilegal oleh Moskow.
Google juga dalam tekanan karena membatasi akses ke beberapa media Rusia di YouTube.
Selama periode ini, pihak berwenang Rusia menjatuhkan denda yang besar kepada Google LLC.
Pada April tahun lalu, muncul laporan bahwa perusahaan tersebut gagal membayar, yang mengakibatkan penyitaan akun Google di Rusia.
Pada Mei 2022, perusahaan mengumumkan niatnya untuk mengajukan pailit.
Mereka juga mengkonfirmasi penyitaan rekening mereka, yang menurut mereka, membuat staf dan vendor tidak bisa dibayar.