“Tidak ada hal baru, terus terang saja,” tambahnya.
Russia Today mengklaim, kedua republik tersebut resmi menjadi bagian dari negara Rusia bersama dengan Wilayah Zaporozhye dan Kherson pada musim gugur lalu sebagai hasil referendum yang diadakan di wilayah tersebut.
Kiev dan pendukungnya dari Barat menyebut referendum tersebut “palsu” dan tidak mengakui keduanya sebagai bagian dari Federasi Rusia.
Menurut kanselir Jerman, ia juga mengusulkan diadakannya pertemuan puncak dalam upaya mencari solusi terhadap krisis tersebut.
“Ketika saya bertanya kepadanya apakah mungkin ada pertemuan mengenai Ukraina, cepat atau lambat, dengan Anda, saya, [Presiden Ukraina Vladimir] Zelensky dan dengan dia – Putin – tidak sepenuhnya menolak,” kata Scholz.
Namun, Scholz menambahkan kalau presiden Rusia tersebut menetapkan dua syarat agar pertemuan puncak semacam itu bisa terlaksana.
"Hal ini menyatakan bahwa perundingan tidak boleh menjadi dasar gencatan senjata dan harus dilakukan tanpa partisipasi Zelensky," katanya.
Belum pernah ada pertemuan puncak seperti itu yang diselenggarakan, sementara percakapan telepon antara Putin dan para pemimpin Jerman dan Prancis juga terhenti dalam beberapa bulan terakhir.
Setelah mendengarkan Scholz, Macron menjawab: “Terima kasih, itu sangat mirip dengan percakapan saya dengan [Putin] kemarin. Saya pikir dia sekarang cukup bertekad untuk mencapai akhir.”
(oln/Bild/RT/*)