Sepanjang tahun-tahun terakhir hidupnya, ia menyoroti Angola, negara di Afrika Tengah, dan ranjau daratnya, serta orang-orang yang sangat terkena dampaknya.
Hingga saat ini, orang-orang masih fokus pada pelarangan ranjau darat.
Baca juga: Mobil Ford Escort Putri Diana Laku Rp11,3 Miliar Jelang Peringatan 25 Tahun Kematiannya
2. Berjabat Tangan dan Berjuang Meningkatkan Kesadaran bagi Pasien AIDS
Putri Diana melakukan tindakan revolusioner dengan berjabat tangan dengan penderita AIDS, sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya oleh bangsawan.
Pada saat itu, ada begitu banyak informasi yang salah sehingga orang berpikir bahwa jika seseorang menyentuh orang yang mengidap AIDS, maka ia akan tertular.
Diana pun memutuskan untuk mendedikasikan sebagian besar waktunya untuk meningkatkan kesadaran dan masalah pendidikan demi tujuan tersebut.
3. Meningkatkan Kesadaran Bagi Mereka yang Terkena Kusta
Putri Diana tidak hanya menjadi patron atau sponsor Misi Leprosy Inggris dan Wales, namun selama perjalanannya ke Angola, dia meningkatkan kesadaran akan penyakit kusta seperti yang dia lakukan pada krisis HIV/AIDS.
Selama berada di sana, dia duduk bersama pasien kusta di rumah sakit, dan bahkan berani menyentuh luka mereka.
4. Berbicara Secara Terbuka Tentang Kesehatan Mental
Putri Diana pernah secara terbuka berbicara tentang masalah pernikahan dan kesehatan mentalnya kepada BBC.
Kesehatan mental menjadi isu yang sangat penting baginya.
Baca juga: Fakta-fakta Meninggalnya Putri Diana 25 Tahun Lalu, Kronologi Kecelakaan hingga Pemakaman
Dia adalah patron berbagai badan amal yang berfokus pada hal tersebut.
Diana juga pernah tampil di konferensi Turning Point pada bulan Juni 1993 dan berbicara tentang kesehatan mental wanita, menurut Healthline.