Saat para petugas membuat pernyataan di televisi yang mengumumkan pembatalan hasil pemungutan suara, salah satu petugas mengatakan "semua institusi republik" telah dibubarkan.
Pidato tersebut dibacakan oleh seorang perwira yang diapit oleh selusin kolonel tentara, anggota elit Garda Republik, tentara reguler, dan lain-lain.
Hal ini terjadi beberapa saat setelah otoritas pemilu nasional mengatakan Bongo memenangkan masa jabatan ketiga dalam pemilu hari Sabtu dengan 64,27 persen suara.
Baca juga: Soal Kudeta Niger, Rusia Peringatkan agar Ecowas Tidak Ambil Tindakan Militer
Bongo pertama kali terpilih pada tahun 2009 setelah kematian ayahnya yang telah memerintah negara tersebut selama 41 tahun.
Pengumuman tersebut disampaikan di tengah jam malam dan penutupan internet secara nasional, yang diberlakukan oleh pemerintahan Bongo ketika pemungutan suara hampir berakhir pada hari Sabtu untuk mencegah penyebaran "berita palsu" dan kemungkinan kekerasan.
Pemimpin Baru Gabon
Militer Gabon telah menunjuk Jenderal Brice Oligui Nguema sebagai pemimpin baru di negara Afrika Barat tersebut.
Jenderal Nguema sebelumnya diangkut dengan penuh kemenangan melalui jalan-jalan Ibu Kota Libreville oleh pasukannya.
Dikutip dari BBC, dalam beberapa jam, para jenderal bertemu untuk membahas siapa yang akan memimpin transisi dan menyetujui dengan suara bulat untuk menunjuk Jenderal Nguema, mantan kepala pengawal presiden.
Baca juga: Junta Niger Larang AS Temui Presiden Bazoum, Ribuan Pendukung Kudeta Gelar Demo
Massa di Libreville dan tempat lain merayakan deklarasi tentara tersebut.
Namun kudeta tersebut dikutuk oleh PBB, Uni Afrika dan Perancis, yang memiliki hubungan dekat dengan keluarga Bongo.
Kebencian terhadap keluarga Bongo telah lama membara dan terdapat ketidakpuasan masyarakat atas isu-isu yang lebih luas seperti biaya hidup.
"Awalnya saya takut, tapi kemudian saya merasa gembira," kata seorang warga yang tak disebutkan namanya.
"Saya takut karena menyadari bahwa saya sedang menjalani kudeta, namun kegembiraannya adalah karena kita telah menunggu begitu lama hingga rezim ini digulingkan," lanjutnya.
Jenderal Nguema tidak hadir dalam tiga pernyataan pertama yang dibacakan oleh perwira senior militer di televisi nasional saat mengumumkan kudeta.